JAKARTA, Bisnistoday- Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menegaskan Bank Indonesia akan terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah melalui triple intervention. Ini dilakukan sejalan dengan fundamental dan mekanisme pasar supaya tidak bergejolak dalam menghadapi tekanan global.
Perry mengungkapkan, langkah intervensi yang dilakukan antara lain dengan intervensi di pasar spot, pasar Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.
“Langkah kebijakan ini yang disertai dengan langkah-langkah koordinasi dengan Kementerian Keuangan akan menjaga nilai tukar relatif terjaga dan yield SBN terkelola dengan baik,” kata Perry saat jumpa pers secaravirtual di Jakarta, Kamis (18/3).
Perry mengakui pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sempat melemah sejak awal tahun dengan depresiasi hingga 2,62 persen (ytd) hingga 17 Maret 2021 karena ketidakpastian pasar keuangan global.
Perlemahan kurs terhadap dolar AS itu dipengaruhi oleh kenaikan yield US Treasury (UST) dan menguatnya dolar AS yang kemudian menahan aliran masuk investasi portofolio asing ke pasar keuangan domestik.
Kendati demikian, Perry menjelaskan bahwa perlemahan itu lebih rendah dibandingkan dengan mata uang sejumlah emerging lain seperti Brasil, Meksiko, Korea Selatan dan Brasil yang juga terdampak oleh pergerakan dolar AS.
“Saat ini ketidakpastian pasar global meningkat, terutama dikaitkan dengan reaksi pasar, karena besarnya stimulus fiskal dan pemulihan ekonomi AS yang lebih cepat, meski The Fed diperkirakan belum mengubah kebijakan moneter tahun ini,” ujarnya.
Suku Bunga Acuan
Sementara itu, Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 17-18 Maret 2021 memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan atau BI Seven Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) sebesar 3,5 persen.
“Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nila tukar rupiah dari ketidakpastian pasar keuangan global di tengah perkiraan inflasi yang tetap rendah,” kata Perry.
Ia juga memastikan BI akan terus mendukung pemulihan ekonomi dengan mengoptimalkan kebijakan makroprudensial akomodatif, akselerasi pendalaman pasar uang, dukungan kebijakan internasional dan akselerasi digitalisasi sistem pembayaran.
Dalam kesempatan ini, bank sentral juga memutuskan untuk mempertahankan suku bunga deposit facility sebesar 2,75 persen dan suku bunga lending facility sebesar 4,25 persen.
Sebelumnya, BI telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 3,5 persen dari sebelumnya 3,75 persen dalam RDG pada 17-18 Februari 2021.
Dengan keputusan itu, total selama tahun 2020 hingga Februari 2021 BI sudah menurunkan suku bunga acuan sebesar total 150 basis poin./