www.bisnistoday.co.id
Jumat , 4 Oktober 2024
Home HEADLINE NEWS Menggugah Kesadaran untuk Lebih Peduli Lingkungan
HEADLINE NEWSLingkunganNASIONAL & POLITIK

Menggugah Kesadaran untuk Lebih Peduli Lingkungan

ILUSTRASI GAS BUANG CO2 salah satu pemicu pemanasan global.
Social Media

JAKARTA, Bisnistoday – Aktifis lingkungan mengajak semua masyarakat bumi menyadari pentingnya tindakan nyata dalam pelestarian lingkungan sekitar untuk menjadikan bumi lebih sehat dan indah. Setiap individu memiliki peran penting, terutama dalam menurunkan efek gas rumah kaca atau pemanasan global.

Hal tersebut diungkapkan oleh Swary Utami Dewi, aktifis lingkungan dalam kesempatan diskusi bertajuk “Ekologi Integral untuk Kita dan Pemimpin yang Peduli Pada Lingkungan” di Jakarta, Jumat (19/5) malam. Dialogis lingkungan ini diprakarsai Paramadina center for religion and philosophy (PCRP).

Swary Utami Dewi mengutarakan, isu perubahan iklim kembali jadi fokus pembahasan karena kebanyakan warga masyarakat belum terlalu peduli (aware) terhadap dampak-dampak dari perubahan iklim yang di antaranya terjadinya kekacauan musim. Hal itu disebabkan oleh efek rumah kaca dengan menimbulkan naiknya suhu permukaan bumi, atau biasa disebut dengan Pemanasan Global.

Pemanasan global adalah fenomena pemanasan suhu muka bumi yang terjadi di seluruh dunia. Suhu bumi jadi meningkat sekira 1,5 derajat diakibatkan oleh banyak kegiatan manusia yang menghasilkan emisi gas buangan /efek rumah kaca.

Hal pemanasan global telah jadi perhatian dunia, antara lain di beberapa konferensi PBB di setiap tahun yang bertujuan mengajak semua pihak anggota warga masyarakat dunia iku sama-sama aware terhadap naiknya permukaan suhu bumi, dan mengajak bersepakat untuk mengurangi kenaikan suhu permukaan bumi.

Dampak Pemanasan Global

Bumi yang semakin panas, menurut Swary, akan berakibat banyak hal, diantaranya, mencairnya es di kutub utara dan kutub selatan. Atmosfer bumi yang berguna untuk melindungi sinar matahari yang langsung ke bumi, dan juga atmosfer yang berfungsi untuk menyimpan Sebagian sinar matahari, sehingga bumi hangat.

Jika suhu bumi hangat, maka bumi jadi punya kehidupan. Berbeda dengan planet lain seperti Venus yang terlalu dingin dan Mars yang terlalu panas akibat atmosfernya rusak. Sehingga tidak bisa dihuni manusia.

Atmosfer yang menyimpan sebagian sinar matahari dan membuat bumi jadi hangat sehingga cukup untuk menghidupkan segala makhluk hidup di permukaan bumi. Sebagian lagi sinar matahari akan dipantulkan ke luar dan mempunyai efek radiasi infra merah.

Revolusi Industri

Swary mengutarakan,sejak revolusi industri dulu yang menghasilkan asap pabrik dalam jumlah banyak, beserta gas buangan lain dari mesin-mesin industri sampai saat ini telah menyebabkan terjadinya gas rumah kaca.

“Gas rumah kaca yang banyak terbuang dari proses industri di dunia dan menggunakan bahan bakar dari energi fosil seperti BBM dan batubara menghasilkan C02 atau karbon dioksida serta terperangkap dalam atmosfer sehingga menghasilkan gas rumah kaca yang berujung pada pemanasan global atau dari efek rumah kaca,” tuturnya.

Menurut Swary, gas rumah kaca lain yang juga terperangkap dalam atmosfer adalah gas metan. Memang tidak sebanyak C02, tapi daya pekat atau daya tangkap di atmosfer yang menghasilkan panas akan lebih berefek merusak.

Gas metan biasa dihasilkan dari tumpukan sampah, kotoran ternak sapi juga menghasilkan gas metan. Gabungan dari gas C02 dan gas metan semua terperangkap dalam atmosfer sehingga fungsi atmosfer yang menghangatkan bumi menjadi tidak berfungsi normal. Bumi akan menjadi semakin panas.

Perubahan Iklim

Menurut Swary, pemanasan global juga menyebabkan perubahan iklim, dan terjadi saat ini menurut penelitian para ahli PBB terjadi akibat dari pola hidup manusia. Gas metan dari tumpukan sampah, peternakan skala besar dari kotoran ternak, penggunaan pendingin ruangan/AC, buangan knalpot kendaraan dan asap mesin-mesin industri, juga alih fungsi lahan hutan yang dikonversi ke perkebunan dan perumahan.

“Sudah jelas, pemanasan global dan peningkatan permukaan suhu bumi terjadi sejak era revolusi industri sampai sekarang. Saat ini semua pihak internasional yang disponsori oleh PBB sedang berupaya agar kenaikan suhu bumi tidak lebih dari 1,5 derajat,” tambahnya.

Budhy Munawar Rachman, akademisi STF Driyarkara serta Direktur PCRP menuturkan, ekologi Integral wajib dimengerti oleh para akademisi, pemerhati lingkungan, dan juga para calon pemimpin negeri ini.

Kelompok-kelompok pemerhati lingkungan dunia lainnya berpendapat bahwa satu perubahan harus digambarkan dengan satu cara berpikir atau cara bertindak melalui satu kesatuan antara 3 hal: See, judge, Act.”Menurutnya, See berarti melihat masalahnya, apa masalah paling krusial dari isu lingkungan yakni climate change. Judge, merenungkan dan kemudian Act mengambil Tindakan.

Berhentilah Berdebat

Budhy mengatakan, soal ketidakpedulian dan keegoisan memperburuk masalah lingkungan. Untuk menurunkan satu derajat saja dari kenaikan suhu bumi harus berdebat lama dan keras, karena negara-negara industry maju penyumbang terbesar efek rumah kaca tidak mau diajak Kerjasama soal menurunkan suhu bumi.

“Selama masih ada egoisme dan bukan altruisme akan menghambat masalah perbaikan kerusakan lingkungan,” terangnya.

“Yang sangat penting dari aspek spiritual, diperlukan satu perubahan hati. Atau Pertobatan Ekologis. Menyadari kesalahan kita semua terhadap lingkungan. Pertobatan Ekologis mengakui salah, dan akan melakukan perubahan,” tuturnya./

Arsip

BISNISTODAY – INSPIRE YOUR BUSINESS

PERTAMINA IS THE ENERGY

TAWWAFI TOUR LUNCURKAN PAKET UMROH

SOROTAN BISNISTODAY

Beritasatu Network

Related Articles

Kopi Ekspreso
HEADLINE NEWS

Tren Pertumbuhan Produksi Kopi Indonesia Terus Meningkat

JAKARTA, Bisnistoday- Kemendag mengakui bahwa tren produksi kopi Indonesia relatif meningkat pada...

Ketua MPR
HEADLINE NEWS

Rapim Sepakat Ahmad Saiful Muzani Sebagai Ketua MPR RI 2024-2029

JAKARTA, Bisnistoday – Anggota MPR RI dari Fraksi Partai Gerindra Ahmad Muzani...

Lingkungan

KLHK Rilis Pengawasan Koherensi Perencanaan Lingkungan Hidup di Delapan Provinsi

SAMARINDA, Bisnistoday – Inspektorat Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) merilis...

Gedung Kemenperin
HEADLINE NEWS

PMI Manufaktur September 2024 Masih Kontraksi

JAKARTA, Bisnistoday - Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia menunjukkan kondisi kontraksi...