www.bisnistoday.co.id
Senin , 10 November 2025
Home GLOBAL Prospek Bisnis Inggris Masih Suram
GLOBALHEADLINE NEWSKawasan Global

Prospek Bisnis Inggris Masih Suram

EKONOMI INGGRIS : Salah satu bangunan rumah di pusat kota London, belum lama ini. Pelaku usaha di Inggris mesih mengaku masa depan bisnis Inggris masih suram.
Social Media

LONDON, Bisnistoday – Kamar Dagang Inggris (British Chambers of Commerce/BCC) pada Rabu (4/1) malam mengutarakan, bahwa bisnis Inggris memiliki prospek yang “suram” untuk tahun 2023. Hal ini, karena negaranya menghadapi kemungkinan lonjakan tagihan energi dan kesulitan perdagangan pasca-Brexit yang sedang berlangsung.

Berdasarkan, survei ekonomi triwulan BCC, bahwa survei sentimen bisnis sektor swasta terbesar, memperlihatkan 36 persen pelaku bisnis memperkirakan keuntungan yang lebih rendah tahun ini, sedangkan 34 persen yang memperkirakan kenaikan. 

Proporsi mengharapkan penjualan yang lebih tinggi selama 12 bulan ke depan turun menjadi 44 persen dari 54 persen enam bulan sebelumnya. Survei berlangsung dari 7 November hingga 30 November dan menerima tanggapan dari lebih dari 5.600 perusahaan, sebagian besar bisnis kecil.

“Situasinya tetap kritis bagi sebagian besar UKM yang mendapati diri terjerat oleh tekanan inflasi yang monumental, sering kali mendorong kenaikan biaya persentase tiga digit, terutama pada energi,” kata kepala penelitian BCC, David Bharier.

Program subsidi energi senilai 18 miliar pound (22 miliar dolar AS) saat ini untuk bisnis berakhir pada akhir Maret, dan sebelumnya pada Rabu (4/1) pemerintah mengatakan akan menerbitkan rencana baru minggu depan.

Namun, menteri keuangan Jeremy Hunt memandang sistem saat ini tidak berkelanjutan, dan dukungan apa pun di masa depan akan dalam skala yang lebih kecil.

“Prospek dari bisnis tetap suram,” kata direktur jenderal BCC Shevaun Haviland. “Menyediakan bisnis dengan kejelasan mengenai paket dukungan energi baru harus menjadi agenda utama pemerintah,” tambahnya.

Bisnis kecil terus menghadapi kesulitan berdagang dengan Uni Eropa setelah Brexit, dan juga saat mengirim barang antara Inggris daratan dan Irlandia Utara, karena persyaratan Uni Eropa untuk memeriksa barang-barang Inggris yang pindah ke provinsi tersebut, yang memiliki perbatasan terbuka dengan negara anggota Uni Eropa, Irlandia.

“Kebuntuan atas Protokol Irlandia Utara terus membayangi dan pemerintah Inggris harus bekerja sama dengan Komisi Eropa untuk mencapai solusi negosiasi atas beban kepatuhan bisnisnya,” kata Haviland./Ant

Arsip

BISNISTODAY – INSPIRE YOUR BUSINESS

PERTAMINA IS THE ENERGY

TRADE EXPO INDONESIA 2025

SOROTAN BISNISTODAY

Beritasatu Network

Related Articles

HEADLINE NEWS

APKLI Perjuangan Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen dan Penguatan UMKM Nasional

JAKARTA, Bisnistoday – Menjelang peringatan Hari Pahlawan, Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia...

HEADLINE NEWS

KPK Tetapkan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko sebagai Tersangka

JAKARTA, Bisnistoday - KPK menetapkan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko sebagai tersangka dalam...

HEADLINE NEWS

Inovasi Lokal Meriahkan Pameran Industri Satu Tahun Pemerintahan Prabowo Gibran

JAKARTA, Bisnistoday- Memperingati satu tahun masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil...

Lotte Chemical
HEADLINE NEWS

Lotte Chemical Indonesia Resmikan Pabrik Raksasa Rp60 Triliun, Dorong Transformasi Industri Kimia Nasional

CILEGON, Bisnistoday – Industri kimia nasional kembali mencatat tonggak penting dengan diresmikannya pabrik...