JAKARTA, Bisnistoday – Aktivis lingkungan, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) mendesak pemerintah segera mengusut pelaku pencemaran minyak di Kepulauan Pari, Kep. Seribu. Selama ini, upaya pengusutan pelaku pencemaran selalu berakhir dengan ketidakjelasan.
“Minta diusut dan pihak yang melanggarnya dihukum. Ini sudah berulang kali terjadi. Sering kali sesudah diambil sample minyak mentahnya tidak ada kejelasan hasil penyelidikannya.”
Dwi Sawung
Dwi Sawung, Manager Kampanye Perkotan dan Energi, Walhi mendesak pemerintah untuk mengusut tuntas tumpahan minyak di Kepulauan Seribu.Persoalan yang sama sering terjadi di pantai yang mencemari lingkungan.
“Minta diusut dan pihak yang melanggarnya dihukum. Ini sudah berulang kali terjadi. Sering kali sesudah diambil sample minyak mentahnya tidak ada kejelasan hasil penyelidikannya,” tukas Dwi Sawung kepada Bisnistoday, Rabu (12/8).
Menurutnya, perlu diselidiki “sidik jari” minyak mentahnya. minyak mentah punya ciri masing-masing bisa ketahuan dari mana. Ini arahnya juga dari sebelah timur Kep.Seribu. Kemungkinan besar berasal dari sumur-sumur sebelah timur Kep. Seribu, bisa dari WKP PHE ONWJ atau OSES (ex CNOOC SES).
“Menurut teman-temen yang di lapangan mereka tidak ada orang PHE, adanya sudin LH (lingkungan hidup),” tambahnya.
Sementara, dalam keterangan VP Relations PHE Ifki Sukarya, mengatakan berdasarkan catatan operasional PHE OSES & PHE ONWJ telah melakukan pengecekan di lapangan. “Saat ini kami belum mengetahui darimana ceceran minyak tersebut berasal. Kami pastikan mengerahkan seluruh anak perusahaan yaitu PHE OSES dan PHE ONWJ melakukan pengecekan di lapangan.”

Pembersihan Pantai
Tekait hal tersebut, Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES), membantu pembersihan pantai yang dilakukan oleh Sudin Lingkungan Hidup Pemkab Kep. Seribu bersama masyarakat Pulau Pari, dengan berkoordinasi dengan KSOP Kepulauan Kepulauan Seribu.
Selain mengecek langsung, tim lapangan juga berdasarkan permintaan Sudin LH Kab. Kep. Seribu telah mengambil sampel ceceran untuk kemudian dilakukan finger print test untuk mengecek asal ceceran minyak.
Adapun kegiatan Pembersihan terbagi dalam 3 wilayah baik bagian tengah, barat dan timur serta diperkirakan akan selesai sekitar 3 hari dengan melakukan penyisiran Pulau Pari dan Pulau Lancang. Peran serta PHE OSES dalam pengecekan dan pembersihan pantai dari ceceran minyak sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Yang utama, kami bantu melakukan pembersihan terlebih dahulu agar pantai kembali bersih.
Adanya dugaan masyarakat bahwa ceceran berasal dari Sumur YYA-1 yang tahun lalu pernah bocor. Dipastikan bahwa sampai saat ini sumur YYA-1 dalam kondisi aman.”Sumur YYA -1 sudah ditutup sejak September 2019, dan Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut telah menutup Status Darurat Penanggulangan Tumpahan Minyak Anjungan YYA -1 PHE ONWJ Juli 2020, sehingga kami pastikan sudah aman,” kata Ifki.