JAKARTA, Bisnistoduay – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan, Senin (12/02) ditutup menguat 62,52 poin ke posisi 7.297,67. Sementara indeks LQ45 naik 12,03 poin ke posisi 995,16. Mengkauatan kali ini didorong oleh naiknya harga saham sektor keuangan.
Pada awal perdagangan sesi pertama, IHSG dibuka langsung menguat dan betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tujuha sektor meningkat yaitu dipimpin sektor keuangan yang meningkat sebesar 1,18 persen, diikuti sektor infrastruktur dan sektor properti yang masing-masing meningkat sebesar 0,85 persen dan 0,61 persen.
Sedangkan empat sektor turun yaitu sektor transportasi & logistik turun paling dalam minus sebesar 0,38 persen, diikuti sektor barang konsumen non primer dan sektor barang konsumen primer yang masing-masing turun sebesar 0,35 persen dan 0,34 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu MKAP, ALII, SLIVE, PMMP, dan BSML. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni MPIX, UNTD, TOSD, GTRA, dan SMGA.
Baca juga: Pasar Merespon Positif Kebijakan BI Menahan Suku Bunga, IHSG Menguat
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.421.269 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 23,54 miliar lembar saham senilai Rp12,17 triliun. Sebanyak 286 saham naik, 280 saham menurun, dan 201 tidak bergerak nilainya.
Rupiah Menguat
Sementara itu, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada awal pekan, ditutup naik di tengah sentimen menjelang pemilihan presiden (pilpres) dan wakil presiden RI pada 14 Februari 2024.
Rupiah pada akhir perdagangan Senin, ditutup menguat 40 poin atau 0,26 persen menjadi Rp15.595 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.635 per dolar AS.
“Sentimen utama saat ini adalah situasi politik pascapilpres nanti,” kata analis mata uang Lukman Leong seperti dikutif Antara.
Ia mengatakan apabila pilpres berlangsung sukses tanpa adanya kekisruhan, maka nilai tukar rupiah berpeluang menguat. Para pelaku investor menunggu dan akan mengamati proses pelaksanaan pemilihan presiden dan wakil presiden RI.
Di sisi lain, rupiah menguat karena adanya koreksi pada dolar AS setelah data inflasi AS bulan Desember 2023 direvisi turun dari 0,3 persen menjadi 0,2 persen Jumat lalu.
“Namun , penguatan mungkin akan terbatas mengingat kekhawatiran investor akan pilpres 2024,” ujar Lukman.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin naik ke level Rp15.612 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.685 per dolar AS./