PARIS, Bisnistoday – Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengajak seluruh negara anggota UNESCO mengedepankan perdamaian dengan fokus pada peningkatan kolaborasi dan pencapaian pada pilar utama UNESCO yakni pendidikan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, serta komunikasi Informasi.
Hal ini disampaikan Sekjen Kemendikbudristek Suharti, dalam pidato nya pada Sidang Umum UNESCO ke-42 yang berlangsung pada tanggal 10 November 2023 di Kantor Pusat UNESCO, Paris, Prancis.
“Indonesia terus membangun kerja sama dengan UNESCO untuk mencapai tujuan bersama dalam menciptakan masa depan yang berkelanjutan melalui pendidikan, budaya, ilmu pengetahuan, dan komunikasi serta informasi,” tegas Suharti.
Dalam komitmennya terhadap reformasi pendidikan global, Indonesia telah aktif terlibat dalam Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (Education for Sustainable Development – ESD) melalui implementasi kebijakan Merdeka Belajar. Kebijakan ini, dirancang untuk meningkatkan kualitas pendidikan, menekankan inklusivitas, dan berupaya menyediakan pendidikan berkualitas tinggi untuk semua tanpa terkecuali.
Kurikulum Merdeka yang baru diperkenalkan memungkinkan penyesuaian kecepatan pembelajaran yang fleksibel, mencegah siswa tertinggal dan mengintegrasikan tema terkait Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals – SDGs) seperti perubahan iklim dan keberagaman ke dalam kerangka pendidikan. Indonesia juga saat ini tengah merancang Inisiatif Nasional yang akan diajukan pada pertemuan ESD-Net 2030 Global Meeting di Tokyo, Jepang pada bulan Desember mendatang.
Menyadari urgensi penanganan kekurangan guru dan peningkatan kualitas guru, Indonesia memprioritaskan perekrutan satu juta guru sejak tahun 2021. Inisiatif ini mendukung program perbaikan, memfasilitasi akses yang lebih baik ke dana pemerintah, dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan guru, sehingga meningkatkan sistem pendidikan secara keseluruhan.
Kolaborasi Lintas Sektor
Di perguruan tinggi, lanjut Suharti, Indonesia mendorong kolaborasi lintas sektor dengan memberikan lebih dari 760.000 mahasiswa sarjana peluang untuk magang, proyek, dan pertukaran, baik di dalam negeri maupun internasional. Upaya ini telah menghasilkan periode mencari pekerjaan yang lebih singkat dan gaji awal yang lebih tinggi bagi mahasiswa yang berpartisipasi.
Mengakui posisinya sebagai sistem pendidikan terbesar keempat di dunia, Indonesia memahami kebutuhan memanfaatkan teknologi untuk transformasi pendidikan. “Indonesia telah mengembangkan berbagai platform digital yang disesuaikan dengan kebutuhan khusus sekolah, guru, dan siswa, memastikan pendekatan pendidikan yang komprehensif dan termodernisasi,” tambah Suharti. Inisiatif-inisiatif ini secara bersama-sama mencerminkan komitmen Indonesia yang teguh untuk memajukan sistem pendidikannya secara global.
Dalam usahanya memajukan kemajuan budaya, Indonesia, yang memiliki 10 Situs Warisan Dunia dan lebih dari 11.000 warisan budaya tak benda, dengan 12 di antaranya telah diakui oleh UNESCO, mendorong pendekatan inovatif melalui Dana Abadi Kebudayaan, memperkuat komitmennya terhadap semangat persatuan dalam keberagaman.
Pada kesempatan yang baik itu, Indonesia mengumumkan pencalonan diri untuk menjadi anggota Dewan Eksekutif UNESCO dan Dewan Pemerintah Program Internasional untuk Pengembangan dan Komunikasi (The International Programme for the Development of Communication – IPDC) periode 2023-2027.
“Kami berharap dukungan dari negara anggota yang sangat berharga untuk memastikan kontribusi positif Indonesia dalam mencapai tujuan nasional menjadi bagian dari masyarakat internasional, serta tujuan bersama dalam mendukung pencapaian UNESCO dan seluruh negara anggota untuk mengedepankan perdamaian,” papar Suharti./