www.bisnistoday.co.id
Sabtu , 9 November 2024
Home OPINI Indepth Demokrasi Semu Terlahir Ditengah Tatanan Otoriterisme
Indepth

Demokrasi Semu Terlahir Ditengah Tatanan Otoriterisme

Otorerisme
Social Media

JAKARTA, Bisnistoday – Situasi perpolitik nasional diwarnai praktik demokrasi semua ditengah kangkangan para tokoh pimpinan partai politik yang otoriter. Akibatnya, partai politik saat ini lebih mirip perseroan terbatas atau milik keluarga. Jadi jika demokrasi internal dalam partai tidak ada, bagaimana mau masuk ke ranah publik secara luas? Seolah-olah itu adalah taken for granted yang terjadi di hulu partai.

Hal ini diutarakan oleh Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didik J. Rachbini dalam diskusi “Demokrasi Internal dan Oligarki Partai)”. Diskusi diadakan oleh Universitas Paramadina bekerja sama dengan LP3ES melalui zoom meeting, akhir pekan.

Suasana Demokratis terjadi, apabila dipaksa oleh aturan main atau tekanan-tekanan publik, atau ada sensor atau skrining atau saringan untuk membersihkan ‘’kotoran-kotoran kepentingan’’.  “Namun jika tidak ada saringan itu, maka tidak bisa. Saringannya itu adalah check and balances, kontrol publik, transparansi dan seterusnya.”

“Jadi demokrasi internal di dalam partai itu tidak terjadi karena sebab dari para elite partai, bahwa seolah-olah ada titisan-titisan seperti Megawati adalah titisan Soekarno” tegas Didik.

Tidak demokratisnya sebuah partai terletak pada internal partai itu, karena menurut Didik tidak ada excercise yang transparan karena semua untuk ketua partai. Misalnya otak dari 100 orang partai Gokar hanya ditentukan oleh satu orang ketua partai. Sehingga keputusan-keputusan di DPR yang sudah jelas tidak demokratis lebih disebabkan oleh demokrasi internal partai yang memang sudah tidak ada.

“Memang sudah seharusnya ada aturan main tentang partai politik khususnya dalam hal penggunaan keuangan. Tapi aturan-aturan itu telah dilumpuhkan ketika KPK dimandulkan oleh Presiden Jokowi dan kawan-kawan, kemudian pegawai KPK pun sudah jadi ASN” tutur Rektor Universitas Paramadina itu.

Menjauhkan Etika dan Nilai-Nilai

Dosen Universitas Paramadina, Dr Herdi Sahrasad melihat bahwa sebenarnya pikiran-pikiran yang mengkhawatirkan tidak adanya demokrasi internal di parpol sudah sejak awal reformasi disuarakan. Tapi suara-suara tidak cukup kuat untuk mengubah budaya yang telah terlanjur terbentuk di dalam partai.

“Semakin ke sini, jadi nampak bahwa tidak ada lagi etika dan nilai-nilai yang dihormati dan menjadi landasan dalam pelaksanaan perpolitikan di Indonesia oleh elit-elit partai politik” kata Herdi.

Demokrasi internal di dalam parpol saat ini hampir mustahil karena yang bermain adalah oligarki. “Seperti kata Olle Tornquist bahwa parpol memang dipimpin oleh ketua partai tapi ketua parpol itu tunduk kepada oligarki modal atau para bohir yang bisa memaksakan kepentingannya kepada para elite partai dan jajarannya” cetusnya.

Herdi melihat, hal itulah yang membuat demokrasi kepartaian selama 20 tahun terakhir menjadi tanpa moral etik dan nilai juga tanpa rule of law. Saat ini masyarakat Indonesia sedang mengalami krisis multidimensi dan tiadanya demokrasi internal parpol itu sukar diobati meskipun dibantu dengan teknologi. Teknologinya bisa jadi murah, tapi karena yang bermain adalah para elite partai maka kemungkinan berubah menjadi kecil.

“Saat ini demokrasi Indonesia menjadi demokrasi transaksional bahkan demokrasi kriminal karena hanya memainkan uang dan uang saja. Akibatnya, pergerakan ekonomi nasional menjadi tidak terkontrol dan parlemen pun menjadi disfungsional peran kontrolnya. Yang terjadi kemudian terjadilah korupsi yang luar biasa, KKN dan utang yang sangat tinggi hampir Rp10.000 triliun” imbuhnya.

Menurutnya, saat ini butuh revolusi kultural untuk memperbaiki semuanya. Reformasi sudah tidak mampu lagi, di mana reformasi ekonomi struktural kemarin telah menghasilkan kebijakan ekonomi politik yang tidak berpihak pada rakyat banyak. Akibatnya muncul oligarkisme dan demokrasi bukan lagi substansial tapi demokrasi transaksional dan abal-abal” kata Dosen Universitas Paramadina itu.

Associate Researcher LP3ES, Aisah Putri Budiarti melihat demokrasi menjadi pilar demokrasi di mana menjadi hal yang inheren sebagai nilai dan proses yang sudah di atur dalam UU Partai Politik di mana tidak berdiri sendiri. Dalam UU No.2 Tahun 2011 semua selalu menekankan pentingnya proses dan peran parati, recruitment dan kaderisasi partai politik serta diatur secara terbuka bersifat normatif dan lebih terperinci melalui AD/ART.

“Problem demokrasi internal partai, bukanlah semakin matang tetapi menjadi semakin berpolemik melihat apa yang terjadi di partai politik saat ini. Ada upaya penguatan partai politik inteternal yang dilakukan oleh berbagai partai, contohnya partai golkar tetapi tetap ada kritik yang datang dari masyarakat” tutur Aisah.

Ia melihat demokrasi internal tampak semakin redup berlangsung dalam setiap fungsi dan kinerja partai. Pengelolaan partai bersifat personal dan oligarkis, tidak berlangsung suksesi dan regenerasi pimpinan partai politik secara terbuka
dan adil berbasis sistem merit.

Demikian juga, pengelolaan partai tidak memberikan ‘keadilan’ kepada semua anggotanya, tetapi nampak memberikan keuntungan dan keberpihakan kepada politisi popular, politisi bermodal, dan politisi berjejaring elite, berbagai keputusan dan kebijakan partai penting tidak berbasis prinsip-prinsip demokrasi, terutama terbuka dan akuntabel dan lainnya.

“Ada fenomena yang berlangsung hampir di lebih hampir setengah partai politik di mana tidak adanya suksesi, oligarki elite dan dinasti politik. Nampaknya dinasti politik yang terjadi saat ini tidak akan selesai dalam waktu dekat” imbuh Aisah./

Arsip

BISNISTODAY – INSPIRE YOUR BUSINESS

PERTAMINA IS THE ENERGY

TAWWAFI TOUR LUNCURKAN PAKET UMROH

SOROTAN BISNISTODAY

Beritasatu Network

Related Articles

BRICS
Indepth

BRICS atau OECD, Pilih Yang Mana atau Keduanya?

JAKARTA, Bisnistoday – Situasi geopolitik bergerak dinamis sejalan dengan perubahan geoekonomi global...

Gelombang PHK
Indepth

Akankah Indonesia Terjebak di Lower Middle Class Income?

JAKARTA, Bisnistoday – Pemerintahan baru suka tidak suka akan dihadapkan pilihan sulit...

Indepth

Pemilu AS: Israel Dukung Trump atau Harris

ADA SATU kegalauan PM Benyamin Netanyahu dan rakyat Israel saat ini. Berharap...

TOl MBZ
Indepth

Kasus Tol MBZ Potret Masalah Konstruksi Yang Komplek

JAKARTA, Bisnistoday – Konstruksi Jalan Tol MBZ (struktur layang) sampai sekarang masih...