JAKARTA, Bisnistoday – Perkembangan industri makanan dan minuman terus meningkat berdasarkan kebutuhan global yang mendorong aktivitas ekspor impor, termasuk di Indonesia. Data dari Food Industry Asia menyatakan total pengeluaran untuk makanan di Asia akan mencapai 8 triliun USD pada 2030. Angka ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan produk makanan sehat, segar, aman, dan berkelanjutan yang tetap mempertahankan cita rasa nikmat.
Kegitan internasional, Food Ingredients (Fi) Asia Indonesia 2024 menyediakan platform untuk komunikasi, jejaring, berbagi pengetahuan, dan teknologi terbaru di bidang bahan baku pangan. Dengan fokus pada solusi pangan yang sehat, aman, dan berkelanjutan, serta mendukung pertumbuhan industri makanan halal, acara ini berperan penting dalam mendorong pertumbuhan industri pangan di Asia.
Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Ir. Adhi S. Lukman mengatakan,perilaku konsumen dalam mengkonsumsi makanan dan minuman telah berubah, terlebih setelah melewati momen pandemi. Konsumen akan lebih loyal pada produk-produk yang memberikan nilai keamanan, kesehatan, serta nilai fungsi produk. Kehadiran teknologi dalam pengolahan pangan dapat menyebabkan hilangnya sebagian gizi dalam bahan makanan tersebut. Sehingga dibutuhkan fortifikasi untuk menambah zat gizi yang hilang.
“Tujuannya adalah untuk melakukan pecegahan kekurangan mikronutrien. Sayangnya, belum banyak konsumen yang mengetahui manfaat dari mengkonsumsi produk yang difortifikasi. Kehadiran event seperti Food Ingredients (Fi) Asia Indonesia 2024 tentunya bisa memberikan ruang untuk mengomunikasikan perkembangan industri bahan makanan dan minuman sehingga bisa menjadi platform bisnis yang dapat meningkatkan dan memperkuat keberadaan para pelaku bisnis, khususnya di kawasan Asia,” urainya.
Tahun ini, Food Ingredients (Fi) Asia Indonesia hadir dengan skala yang lebih besar, menghadirkan 700 brand suppliers dari 38 negara, dan menargetkan 22.800 pengunjung selama pameran berlangsung.
Potensi Pangan Terbesar
Dewan Penasihat dan Ilmuwan Senior South East Asian Food and Agricultural Science and Technology – SEAFAST Center & Departement of Food Science & Technology, Bogor Agricultural University (IPB) Prof. Dr. Purwiyatno Hariyadi mengatakan, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri bahan baku pangan. Kekayaan alam ini menawarkan beragam bahan baku dengan cita rasa khas, manfaat kesehatan, dan fungsionalitas beragam.
Contohnya, lebih dari 1.700 spesies rempah-rempah, termasuk pala, kayu manis, dan vanili yang terkenal di seluruh dunia, serta berbagai tumbuhan darat dan laut (termasuk rumput laut) yang kaya akan vitamin, mineral, dan antioksidan. Pengembangan bahan baku pangan lokal membuka peluang ekonomi baru, memperkuat ketahanan pangan nasional, dan melestarikan warisan kekayaan budaya pangan Nusantara.
“Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mendukung pengembangan industri ini dengan berbagai program dan kebijakan, seperti pemberian insentif bagi petani dan pelaku usaha, pengembangan infrastruktur, dan promosi di pasar internasional.”
Berlokasi di JIEXPO Kemayoran
Ms. Rose Chitanuwat, Regional Portfolio Director (ASEAN), Informa Markets, mengatakan, “Kami bangga Food Ingredients (Fi) Asia Indonesia bisa hadir kembali pada 4-6 September 2024 di JIEXPO Kemayoran. Lebih dari 700 penyedia merek ternama dari 38 negara akan berpartisipasi, dengan target total pengunjung lebih dari 22.800.”
Pada konferensi di Artotel Senayan, Ms. Rose Chitanuwat juga mengutarakan, salah satu fitur utama acara ini adalah Sustainability Square. Dengan kerjasama komunitas lokal, area ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang pentingnya keberlanjutan bagi bahan baku pangan. “Selain itu, Food Ingredients (Fi) Asia Indonesia 2024 juga memiliki enam fitur utama lainnya seperti Snack Bar, Innovation Tour, Halal Coaching Clinic, Halal Workshop, Bev Hub, dan Innovation Zone.”/