JAKARTA, Bisnistoday – Selama lebih dari 13 tahun berkiprah di dunia grafologi, Gusti Aju Dewi, seorang ahli grafologi terkemuka di Indonesia, terus berupaya mengharumkan nama bangsa lewat ilmu yang ia geluti. Lewat keahlian membaca karakter melalui tulisan tangan, Gusti Aju berhasil mendukung penegakan hukum sekaligus menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia memiliki kontribusi yang berarti dalam bidang ini.
Gusti Aju kerap kali terlibat dalam berbagai kegiatan edukasi untuk memperkenalkan ilmu grafologi di Indonesia. Pada Sabtu, 2 November 2024, ia menjadi salah satu pengajar dalam program kuliah umum di Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Sekolah Polisi Wanita (Polwan) Polri. Di hadapan 800 Polwan, ia mengajarkan dasar-dasar grafologi sebagai keterampilan yang bermanfaat bagi para penegak hukum, terutama dalam mengembangkan profil individu saat penyelidikan.
Sebagai salah satu warga Indonesia yang telah mendapat pembekalan nasionalisme di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Gusti Aju mengaku bangga dapat membagikan pengetahuannya kepada para aparat. Melalui pemahaman grafologi, ia berharap Polwan dapat lebih mengenali karakter seseorang, yang tentunya akan berguna dalam tugas mereka sehari-hari. “Dengan memahami grafologi, para Polwan dapat lebih efektif dalam menganalisis tulisan tangan, yang berguna dalam berbagai aspek penyelidikan,” kata Gusti Aju dalam keterangannya, Sabtu (2/11/2024).
Tidak hanya berkontribusi di dalam negeri, Gusti Aju juga aktif di kancah internasional. Pada September 2024, ia diundang sebagai pembicara di Konferensi Forensik dan Grafologi di Meksiko, yang mempertemukannya dengan para ahli grafologi dari seluruh dunia. Dalam konferensi tersebut, ia menyampaikan makalah tentang integrasi grafologi di era kecerdasan buatan (AI), suatu tema yang relevan dengan studinya saat ini di bidang Magister Informatika di Universitas Nusa Putra.
Bagi Gusti Aju, potensi besar Indonesia bukan hanya pada sumber daya alamnya, tetapi terutama pada sumber daya manusianya. Ia mengungkapkan bahwa peran grafologi dapat membantu setiap individu mengenali potensi diri yang unik, sehingga Indonesia dapat terus melahirkan generasi-generasi unggul yang mampu bersaing di level global. Keyakinannya inilah yang mendorongnya mendirikan ISOG (Indonesian School of Graphologist), sebagai wadah pendidikan grafologi bagi masyarakat yang ingin mendalami bidang ini secara profesional.
Sebagai pionir grafologi di Indonesia, Gusti Aju telah menganalisis tulisan tangan dari berbagai kalangan, termasuk Presiden Joko Widodo dan figur-figur publik lainnya. Lewat analisisnya, ia menemukan bahwa setiap individu memiliki potensi luar biasa yang, dengan asah diri yang tepat, mampu membawa Indonesia sejajar dengan bangsa lain. “Grafologi menunjukkan bahwa setiap orang memiliki keunikan dan potensi yang sama,” ujarnya.
Menurutnya, ilusi inferioritas harus dihapus agar masyarakat Indonesia semakin percaya diri mengembangkan diri. Dia juga berharap perjalanannya dalam bidang grafologi dapat menginspirasi lebih banyak orang di Indonesia untuk mengenali kelebihan mereka.
