JAKARTA, Bisnistoday – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (11/07) ditutup menguat 13,37 poin ke posisi 7.300,41. Sementara indeks LQ45 naik 3,03 poin ke posisi 915,35. Penguatan seiring pelaku pasar memberikan respon positif terhadap pidato Ketua The Fed Jerome Powell.
Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis (11/07) menyebut, Bursa regional Asia bergerak menguat, yang ditopang reaksi pasar pasca mencermati pidato petinggi The Fed Jerome Powell pada hari kedua dihadapan DPR Amerika Serikat (AS).
Dalam pidatonya, Jerome Powell mengungkapkan bahwa belum bisa menyimpulkan inflasi bergerak turun berkelanjutan menuju target 2 persen, meski ada sedikit keyakinan terhadap hal tersebut.
Kendati demikian, pasar memiliki argumen terkait dengan pidato tersebut, yang mana pernyataan tersebut memberikan ruang untuk memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga pada September mendatang.
Artinya, The Fed tidak akan menunggu inflasi 2 persen untuk memangkas suku bunga acuannya, sehingga asumsi ini memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga.
Sementara itu, dalam survei Bloomberg bahwa angka inflasi AS akan mendukung The Fed untuk menurunkan suku bunga pada September mendatang.
Selain itu, para ekonom juga memperkirakan laporan bulanan harga konsumen AS akan menunjukkan kenaikan inflasi terkecil sejak musim panas lalu, yang menambah kemungkinan penurunan suku bunga Federal Reserve (Fed) pada bulan September tahun ini.
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, delapan sektor menguat dipimpin oleh sektor transportasi & logistik yang naik sebesar 2,02 persen, diikuti oleh sektor properti dan sektor infrastruktur yang masing-masing naik sebesar 1,21 persen dan 0,84 persen.
Sedangkan, tiga sektor turun yaitu sektor kesehatan turun paling dalam minus 0,36 persen, diikuti oleh sektor industri dan sektor keuangan yang masing-masing turun sebesar 0,24 persen dan 0,01 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu IOTF, LABS, GUNA, ISEA dan KRYA. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni ATLA, NASI, OILS, IBOS dan SURI.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.096.982 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 17,09 miliar lembar saham senilai Rp9,55 triliun. Sebanyak 227 saham naik 271 saham menurun, dan 248 tidak bergerak nilainya.
Baca juga: Pelaku Pasar Tunggu Sinyal The Fed, IHSG Menguat
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain, indeks Nikkei menguat 392,00 poin atau 0,94 persen ke 42,224,00, indeks Hang Seng menguat 360,66 poin atau 2,06 persen ke 17.832,33, indeks Shanghai menguat 31,02 poin atau 1,06 persen ke 2.970,38.
Rupiah Naik
Di pasar uang, kurs rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis ditutup meningkat meski terdapat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) semester I-2024.
Pada akhir perdagangan Kamis, rupiah menguat 46 poin atau 0,28 persen menjadi Rp16.195 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.241 per dolar AS.
“Defisit APBN menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam menjaga stabilitas keuangan dan keseimbangan anggaran negara. Sedangkan, defisit APBN 2024 diproyeksikan akan lebih besar dari target yang telah ditetapkan,” kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi seperti dikutif Antara.
APBN mengalami defisit sebesar Rp77,3 triliun atau 0,34 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) pada semester I-2024.
Ibrahim menuturkan realisasi subsidi dan kompensasi energi tahun 2024 akan membengkak. Peningkatan tersebut didorong oleh fluktuasi Indonesian Crude Price (ICP), nilai tukar rupiah, serta peningkatan volume LPG dan listrik bersubsidi.
Sedangkan untuk perdagangan besok, ia mengatakan mata uang rupiah bergerak fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.140 per dolar AS sampai dengan Rp.16.230 per dolar AS.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan subsidi energi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bakal meningkat pada tahun 2024 ini.
Hingga sejauh ini, pemerintah telah menggelontorkan dana senilai Rp155,7 triliun untuk subsidi dan kompensasi energi, yang di antaranya digunakan untuk subsidi bahan bakar minyak (BBM) sebanyak 7,16 juta kiloliter dan LPG 3 kilogram sebanyak 3,36 juta kilogram.
Menkeu menyebutkan belanja untuk subsidi dan kompensasi energi, yang meningkat lantaran depresiasi nilai tukar rupiah, berdampak pada peningkatan belanja negara. Belanja negara pada semester I-2024 tercatat meningkat 11,3 persen yoy mencapai Rp1.398 triliun.
Di sisi lain, Ketua bank sentral Amerika Serikat(AS) atau The Fed Jerome Powell dapat dianggap sedang mempersiapkan landasan untuk penurunan suku bunga pada bulan September.
Powell akan kembali ke Washington pada Rabu malam waktu setempat, dan para pedagang akan mencari penyempurnaan lebih lanjut dalam komentarnya menjelang data penting inflasi konsumen pada hari Kamis.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis naik ke level Rp16.200 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.256 per dolar AS./