JAKARTA, Bisnistoday- Anggota DPR RI Ahmad Syaikhu menyampaikan evaluasi terhadap seringnya terjadi kecelakaan konstruksi pembangunan jalan tol. Salah satunya kurangnya SDM yang mumpuni, sehingga perlu penyediaan Sekolah Vokasi Konstruksi. Hal ini ditegaskan Syaikhu saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dirjen Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin.
“Saya dukung penuh sekolah ini. Agar SDM konstruksi lebih kompeten sehingga bisa mengatasi masalah kecelakaan pembangunan tol dan lainnya.”
Ahmad Syaikhu
Ahmad Syaikhu dalam keteranganya di Jakarta menyatakan, mendukung penuh pendirian Program Sekolah Vokasi Konstruksi. Tujuannya agar ada penguatan SDM melalui pendidikan dan pelatihan.”Saya dukung penuh sekolah ini. Agar SDM konstruksi lebih kompeten sehingga bisa mengatasi masalah kecelakaan pembangunan tol dan lainnya,” tegas Syaikhu.
Syaikhu memaparkan data tentang kecelakaan proyek jalan tol yang hampir setiap tahun terjadi. “Dari tahun 2017 hingga 2019 ada saja kecelakaan konstruksi. Ini kan harus kita evaluasi secara menyeluruh dan mendalam,” ujar Syaikhu dalam keteranganya di Jakarta, Kamis (10/9).
Politisi PKS ini menuturkan, daftar kecelakaan proyek jalan tol antara lain Pemalang-Batang, Pasuruan-Probolinggo, Becakayu, Desari yang mengalami dua kali ambruk dan BORR dan terakhir, Seksi IV Cibitung – Cilincing.
“Saya berharap, Dirjen Bina Konstruksi lebih power full lagi dalam proses penilaian pengadaan barang dan jasa serta pengawasan yang lebih ketat lagi dalam pelaksanaan kontruksi,” tegas Syaikhu.
Dia mengharapkan, dengan cara tersebut akan meminimalisir kecelakaan konstruksi dengan menguatkan Standar K3 (Keamanan, Keselamatan dan Kesehatan).”Kita ingin kecelakaan sejenis berkurang atau bahkan tidak ada sama sekali, zero accident” harap Syaikhu.
Tingkatkan Kompetensi
Mantan Wakil Walikota Bekasi itu memahami, mengatasi masalah ini memang tidak mudah. Salah satu kuncinya adalah kompetensi SDM. Oleh karena itu, mencetak SDM yang berkompeten menjadi suatu tuntutan yang mutlak. “Ini kuncinya. Mencetak SDM kompeten.
Dari pengadaan barang dan jasa, sistem manajemen keselamatan konstruksi, hingga pencegahan korupsi dan fraud. Di sinilah peran vital Dirjen Bina Konstruksi,” ungkap Syaikhu./