JAKARTA, Bisnistoday- Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Selasa (6/4) ditutup menguat 32,48 poin atau 0,54 persen ke posisi 6.002,77. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 4,35 poin atau 0,49 persen ke posisi 900,02.
Menurut analis Bina Artha Sekuritas, Nafan Aji di Jakarta, Selasa (6/4), penguatan tersebut dipicu oleh adanya proyeksi dari meningkatnya cadangan devisa Indonesia per Maret pada pengumuman Rabu (7/4).
Dibuka menguat, IHSG sempat melemah namun kembali ke zona hijau dan terus menguat hingga penutupan bursa saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sembilan sektor meningkat dengan sektor transportasi & logistik naik paling tinggi yaitu 4,15 persen, diikuti sektor barang baku dan sektor teknologi masing-masing 0,83 persen dan 0,55 persen.
Sedangkan dua sektor terkoreksi yaitu sektor kesehatan dan barang konsumen primer turun masing-masing minus 0,22 persen dan minus 0,07 persen.
Penutupan IHSG sendiri masih diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell sebesar Rp315,51 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 965.049 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 17,43 miliar lembar saham senilai Rp9,36 triliun. Sebanyak 301 saham naik, 186 saham menurun, dan 159 saham tidak bergerak nilainya.
Rupiah Menguat
Sementara kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta juga ditutup menguat di tengah variasi pergerakan mata uang kawasan regional Asia.
Rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.505 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.515 per dolar AS.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, investor mempertahankan nada yang sebagian besar positif di belakang tanda-tanda pertumbuhan ekonomi AS yang kuat dan peluncuran vaksin yang mengesankan.
“Investor juga fokus pada rencana infrastruktur yang diusulkan oleh Presiden AS Joe Biden, yang akan melibatkan peningkatan pajak perusahaan untuk membayar pengeluaran baru,” ujar Ibrahim./