JAKARTA, Bisnistoday – Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan (Kemendag) terbukti tidak mampu menyelesaikan kemelut persoalan minyak goreng yang sudah berjalan lebih tiga bulan. Terakhir, Menteri Perdagangan malah mengancam para distributor minyak goreng yang terbukti menyeleweng akan ditindak tegas.
Tentu saja, bagi masyarakat adalah bukan persoalan tegas dan tidak tegas, tetapi kebutuhan minyak goreng yang terjangkau harus segera dipenuhi. Apalagi sudah jelas, stok minyak goreng mencakupi. Berlarutnya persoalan minyak goreng ini sebagai pertanda kalahnya pemerintah dengan praktik para cukong.
Hal tersebut ditegaskan oleh Presiden Kawulo Alit Indonesia dr. M. Ali Mahsun ATMO M Biomed yang juga CEO Pondok Gede Center’s seusai sidak Ketersediaan dan Harga Minyak Goreng di Ritel Modern di Jakarta, Kamis, (10/3). Masyarakat masih kesulitas mencari minyak goreng terjangkau.
“Mohon maaf sudah 3 hari minyak goreng kosong, jawab karyawan ritel modern di Jakarta. Jawaban sama juga di ritel modern lainnya. Laporan disalah satu pasar tradisional di Makassar Sulsel harga minyak goreng kemasan 2 liter seharga Rp50 ribu, dan kemasan 1 liter Rp 26 ribu.Itupun ketersediaannya sangat terbatas,” ujar Ali Mahsun Atmo menyampaikan keteranganya.
Berita Terkait : Mendag Tegaskan Stok Minyak Goreng Melimpah
Ali Mahsun mengelus dada seberapa banyak masyarakat yang mengalami kesulitan mendapatkan minyak goreng sebagai kebutuhan pangan pokok. Belum lagi, kalau sudah menemukan minyak goreng, apa masih juga mampu membelinya.
“Sebagai rakyat kami bertanya: Kemana cari Minyak Goreng Saat Ini? Ke siapa harus mengadu atas keterlangkaan dan lonjakan harga minyak goreng dinegeri ini? Ke Pemerintah? Ke pengusaha besar yang kuasai kebun kelapa sawit? Atau kembali ke laptop Ebit G Ade: Bertanya kepada rumput yang bergoyang?” ujar Ali Mahsun.
Ali Mahsun yang juga sebagai Ketua Umum Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) ini mengatakan, kelangkaan dan lonjakan harga minyak goreng sudah cukup lama. Seakan negeri ini mengalami kelumpuhan (paralisis) dalam pengendalian minyak goreng.
“Hal sangat ironis karena negeri ini penghasil kelapa sawit terbesar kedua didunia setelah Malaysia. Atau secara de facto tidak berdaulat minyak goreng,” cetusnya.
Ia mengingatkan, semua pemangku kepentingan harus ingat dan menggarisbawahi bahwa kedaulatan bangsa ini telah ditegakkan oleh para nenek moyang dengan pengorbanan besar bahkan nyawa melayang.
“Kedaulatan bangsa dan negeri ini direngkuh dengan puluhan juta nyawa nenek moyang leluhur kita, pengorbanan mendalam segala yang dimiliki para pejuang kusuma bangsa, bukan hadiah bangsa lain,” tegasnya.
Menurutnya, kedaulatan bangsa ini tidak boleh tergadaikan dengan alasan dan dalih apapun. Ia meminta segera kembalikan kedaulatan secepat-cepatnya apapun resikonya. “Oleh karena itu, Revolusi Ekonomi Rakyat Semesta Nusantara jadi sebuah keniscayaan untuk kembalikan kedaulatan perekonomian rakyat dan bangsa ini berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dibawah panji-panji Bhineka Tunggal Ika,” tukas Ali Mahsun ATMO Dokter Ahli Kekebalan Tubuh (Imunolog) yang juga Ketua Umum APKLI dan Presiden GBN./




