JAKARTA, Bisnistoday – Gempa bumi dahsyat yang mengguncang Lombok 2018 silam, Pondok Pesantren Babussalam di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), nyaris rata dengan tanah. Kini, tujuh tahun kemudian, Aice Group telah memperbaiki fasilitas Pesantren Babussalam dan digunakan 500 santri serta dilengkapi ruang kelas serbaguna baru.
VP Brand Management Center Aice Group, Jason mengatakan, inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen Aice dalam memberikan dampak positif bagi masyarakat. Dukungan Aice tidak hanya terbatas pada produk berkualitas, tetapi juga meluas ke berbagai aspek sosial, termasuk pendidikan, kesehatan, dan olahraga.
“Melihat anak-anak semakin giat belajar dan penuh semangat dalam meraih masa depan adalah kebahagiaan tersendiri bagi kami di Aice. Kami percaya bahwa setiap anak memiliki potensi besar untuk menjadi generasi penerus bangsa yang hebat, dan kami senang bisa memberikan dukungan nyata bagi mereka melalui program ini.”
Aice Group juga ingin menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para guru, pahlawan tanpa tanda jasa yang dengan penuh dedikasi membimbing dan mendidik anak-anak. “Kami berharap ruang kelas serbaguna ini bisa menjadi tempat yang nyaman dan inspiratif bagi mereka untuk terus berkarya dan mengabdikan diri dalam dunia pendidikan,” tambah Jason.
Sementara, peresmian ruang kelas serbaguna ini dilaksanakan bersamaan dengan acara buka puasa bersama 500 santri, baru-baru ini. Acara tersebut juga dihadiri oleh perwakilan daerah Lombok Utara, yakni Bapak Ramdan selaku Kepala Desa Segara Katon, Bapak Saharman selaku Ketua BPD, Bapak Hadiantara sebagai perwakilan Kapolsek Gangga, dan Bapak Agung sebagai perwakilan Danramil Gangga.
Selain itu, acara ini juga menjadi momen peluncuran produk terbaru, Mooochii Mochi Es Krim Mango. Varian mochi terbaru ini hadir dengan kulit yang kenyal dan lembut, dipadukan dengan es krim mangga yang segar dan manis serta potongan nata de coco di setiap gigitan, memberikan sensasi dan pengalaman unik saat menikmatinya.
Kelancaran Belajar Mengajar
Langkah konkret memperbaiki sekolah sekaligus minat belajar para santri ini, adalah bagian upaya besar Aice dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik bagi para siswa sekolah. Sebagai merek es krim yang lahir dan berkembang di Indonesia, Aice selalu berusaha menjadi bagian dari identitas dan tanda pengenal Indonesia di mata dunia serta berkomitmen memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.
Gempa berkekuatan 7,0 SR pada Juli 2018 memang meninggalkan duka mendalam. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, 85% infrastruktur pendidikan di Lombok Utara rusak berat, termasuk Pondok Pesantren (Ponpes) Babussalam. Proses belajar mengajar terpaksa dilakukan di tenda darurat selama lebih dari setahun.
“Aice datang tepat ketika kami butuh kekuatan menjaga harapan. Para santri melihat dukungan Aice bukan hanya membuat bantuan konkret dalam proses belajar. Yang lebih penting santri-santriwati melihat cita-cita mereka mendapat dukungan dari banyak pihak. Aice tidak hanya membangun fisik, tetapi juga moral santri,” jelas Ustadz Mujahidin, M.Pd, pimpinan Ponpes tersebut./