JAKARTA, Bisnistoday – Pemerintahaan Prancis kembali geger, adanya mosi tidak percaya Parlemen terhadap PM Michel Barnier yang baru menjabat satu kuartal, alias tiga bulan. Hal ini sebagai peristiwa yang bersejarah sekaligus menjadikan Prancis diambang ketidakpastian politik.
Dalam laporan AFP, Parlemen Prancis menggulingkan pemerintah PM Michle Barnier merupakan catatan sejarah kelam, lebih dari enam puluh tahun, Majelis Nasional menggulingkan pemerintahan berkuasa. Ini terjadi setelah Majelis Nasional menyetujui mosi tidak percaya, yang mana Barnier kalah dukungan di Parlemen Prancis.
Hal ini pula, membuat Presiden Prancis Emmanuel Macron harus berjibaku memilih pengganti Barnier secepatnya. Dijadwalkan, dalam AFP menjelaskan, bahwa Macron akan berpidato pada Kamis, 5 Desember 2024 atau sektiar 19:00 waktu Prancis. Dijelaskan, bahwa Barnier akan mengundurkan diri sebelum pelaksanaan pidato Macron. Dikabarkan, bahwa kesepakatan penggulingan Barnier ini setujui oleh mayoritas, 331 anggota parlemen, di majelis yang beranggotakan 577 orang.
Sebagai pemicu utama, bahwa mosi tidak percaya Barnier karena dengan tanpa persetujuan parlemen, mamaksakan RUU Pembiayaan Jaminan Sosial. Perlawan terhadap Barnier ini diinisiasi oleh Partai National Rally dengan menggandeng partai sayap kiri untuk menggulingkan pemerintahan Barnier.
Melansir Reuters, Kamis (5/12), Barnier diperkirakan akan segera mengajukan pengunduran dirinya dan pemerintahannya kepada Presiden Emmanuel Macron. Barnier mengutarakan, bahwa mosi tidak percaya tidak menghilangkan deficit anggaran yang melebar.
“Realitas (defisit) ini tidak akan hilang begitu saja karena mosi tidak percaya,” kata Barnier kepada para anggota parlemen sebelum pemungutan suara, seraya menambahkan bahwa defisit anggaran akan kembali menghantui pemerintahan yang akan berkuasa.
Prancis kini berisiko mengakhiri tahun ini tanpa pemerintahan yang stabil atau anggaran 2025, meskipun konstitusi mengizinkan langkah-langkah khusus yang akan mencegah penutupan pemerintahan seperti yang terjadi di Amerika Serikat (AS).
“Kita telah sampai pada momen kebenaran,” ujar pemimpin Partai Rally Nasional (National Rally) sayap kanan, Marine Le Pen, seraya menambahkan bahwa rencana anggaran penghematan Barnier sangat berbahaya dan tidak adil, serta akan menimbulkan kekacauan bagi Prancis./Bloomberg/AFP/Reuters/