ACEH TENGAH, Bisnistoday – Selama ini, tanah Gayo dikenal dengan keindahan alamnya, ternyata juga menghasilkan sejumlah tanaman berkualitas dunia. Dataran pengunungan Aceh ini, bukan hanya dikenal sebagai penghasil kopi papan atas nusantara, tapi juga tanaman tembakau yang digemari para pencinta rokok cerutu dunia.
Sudah ratusan tahun lalu, tembakau Gayo diminati dan gemari konsumen seantaro nusantara. Bahkan, tembakau Gayo sudah menjadi incaran para produsen cerutu terbesar di negeri ini. Meski begitu, sejumlah pengrajin cerutu Gayo tetap mengolahnya dengan otodidak dan manual. Sepertihalnya dengan Gayo Mountain Cigar (Cike Uten Renggali) dan muncul nama SWY Gayo Tiga.
Pembuatan cerutu ini misalnya masih dilakukan secara manual, dengan alat yang masih sederhana. Namun menghasilkan kualitas cerutu yang tak kalah dengan cerutu yang dipasarkan dunia.Hasil karya para perajin ini, diperoleh dengan pengetahuan otodidak.
Walau masih diolah secara manual, cerutu SWY Gayo Tiga sudah banyak diminati, dan sudah banyak yang memesanya. Baik dari kalangan pejabat, pengusaha, bahkan sejumlah tamu yang bertandang ke Takengon, serta mereka yang gemar cerutu.
Resmi Diluncurkan
Produk Cerutu Gayo dengan brand atau merek dagang Gayo Mountain Cigar (GMC) misalnya, sudah resmi diluncurkan ke pasaran di Galeri Kopi Indonesia, Kampung Kung, Kecamatan Pegasing, Aceh Tengah, beberapa waktu lalu.
Boleh dibilang, kehadiran produk handmade (bukan pabrikan) ini bakal menjadi cikal bakal lahirnya industri tembakau lainnya di daerah Takengon, mengingat semakin maraknya permintaan tembakau Gayo belakangan ini.Terlebih lagi, secara tradisional, tembakau Gayo cukup dikenal karena aroma dan cita rasanya. Bahkan, pernah mengalami masa keemasan pada era 1980-an.
“Ini bisa dijadikan sebagai produk unggulan dari daerah Aceh Tengah. Dan kita harus terus angkat produk-produk unggulan dari daerah seperti ini,” ungkap Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki didampingi Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar, saat mengunjungi Workshop Gayo Mountain Cigar di Galeri Kopi Indonesia, Takengon, Aceh Tengah, Sabtu sore (26/2).
Dengan market demand yang sudah jelas, Menteri Teten menyebutkan bahwa cerutu khas Gayo ini tinggal dipoles dengan perkuatan branding dan perluasan pasar. “Artinya, produk unggulan dari Aceh Tengah tidak hanya kopi dan produk holtikultura, melainkan juga cerutu,” jelas Menteri Menteri Teten.
Untuk perluasan pasar cerutu khas Gayo ini, Menteri Teten mengarahkan untuk bekerjasama dengan seluruh Kedutaan Besar Republik Indonesia di seluruh dunia. “Kita harus berani dalam meningkatkan perluasan pasar produk cerutu khas Gayo,” tandas MenKopUKM.
Pasar Nusantara
Pemilik Gayo Mountain Cigar Salmy, mengatakan produk cerutu yang dihasilkannya sudah menyebar ke seluruh Indonesia. Bahkan, sudah mulai menembus pasar global di Rumania. “Rencananya, kita akan masuki pasar di Singapura,” ucap Salmy.
Salmy menambahkan, Gayo Mountain Cigar dikerjakan oleh lima orang karyawan. Sedangkan bahan baku, dipasok kelompok tani (plasma) dengan luas lahan 18 hektar dari Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Aceh Tenggara. “Untuk pengembangan kualitas cerutu, kami masih membutuhkan alat pres dan pengeringan tembakau,” ungkap Salmy.
Terkait ciri khas produk, Salmy menjabarkan bahwa cerutu khas Gayo memiliki aneka aroma dan rasa. Ada rasa mint, apel, green tea, dan sebagainya. “Kalau dari sisi bentuk, cerutu khas Gayo agak lebih tebal dari cerutu lain pada umumnya. Kita juga menyebutnya sebagai Cerutu Tulang,” imbuh Salmy.
Bahkan, lanjut Salmy, ujung cerutu Gayo ini bisa dijadikan sebagai terapi pengobatan. Yakni, terapi bagi para pecandu narkoba agar terbebas dari ketergantungan narkoba. “Pihak BNN sudah pernah berkunjung kesini,” kata Salmy.
Selain itu, ujung cerutu Gayo juga bisa dijadikan sebagai masker kecantikan. “Research and development dari produk cerutu Gayo ini akan terus dikembangkan,” tutur Salmy./