www.bisnistoday.co.id
Sabtu , 14 Desember 2024
Home EKONOMI Ekonomi & Bisnis INDEF : Hilirisasi Mesti Perhatikan Aspek Lingkungan
Ekonomi & Bisnis

INDEF : Hilirisasi Mesti Perhatikan Aspek Lingkungan

Biji Nikel
PEKERJA TAMBANG di Bawah Tanah tengah melakukan eksplorasi.
Social Media

JAKARTA, Bisnistoday – Program hilirisasi terhadap sumber daya alam (SDA) di Indonesia harus dilakukan beriringan dengan upaya menjaga lingkungan secara berkelanjutan. Selama ini, pelaksanaan hilirisasi masih jauh dari aspek lingkungan berkelanjutan.

Terkait permasalah pengelolaan SDA di Indonesia, masih banyak permasalahan yang dihadapi. Pangkal masalahnya adalah investasi nya. Seringkali kita mendengar dari pemerintah bahwa terdapat banyak rencana terkait investasi untuk SDA dan pemerintah akan melawan siapapun yang menghalangi investasi ini.

“Hilirisasi pada saat ini merupakan “ekosida” yang masuk sebagai pelanggaran HAM. Meskipun hilirisasi yang dilakukan memberikan sejumlah keuntungan ekonomi bagi negara, hilirisasi juga menyebabkan kerusakan lingkungan,” ungkap  Andry Satrio Nugroho, Kepala Center of Industry, Trade, and Investment, INDEF (Institute for Development of Economics & Finance) saat diskusi publik INDEF “Mengurai Gagasan Cawapres Mengenai Isu Pembangunan Berkelanjutan” di Jakarta, kemarin.

Menurut Andry, akibat dari ekosida ini, masyarakat harus menanggung bencana seperti banjir bandang di Maluku Utara, sawah terendam endapan lumpur merah seperti di Sulawesi Tenggara, dan wilayah pesisir yang tercemar oleh limbah nikel di Sulawesi Tengah. Bencana yang terjadi tersebut disebabkan oleh pembangunan yang tidak berkelanjutan.

“Pengelolaan SDA yang berkelanjutan itu hanya omong kosong jika good mining and manufacturing practice hanya sebatas penghargaan dan bukan sebagai regulasi mengikat, investasi dan kegiatan industri tidak memperhatikan lingkup ESG,” terangnya Andry.

“Pengelolaan tidak merangkul komunitas dan masyarakat, praktik pengelolaan secara ilegal dimaklumi, dan kerusakan lingkungan yang dibiarkan tidak ada upaya pemulihan lingkungan itu sendiri,” tambahnya.

Pelanggaran Pengelolaan SDA

Menurut Andry, masalah mendasar yang dihadapi Indonesia adalah aktivitas pemanfaatan dan pengolahan ilegal pada SDA. “Kita melihat bersama bahwa masalah seperti illegal logging masih belum terselesaikan. Selain itu, masalah pengelolaan yang tidak berkelanjutan terjadi karena tidak ada regulasi yang mendorong pengelolaan yang berkelanjutan,” terangnya.

Masalah lainnya, tambah Andry, seperti minimnya keterlibatan pemerintah daerah, minimnya keterlibatan masyarakat, dan aktor ekonomi yang merangkap regulator juga menjadi biang masalah terhambatnya pengelolaan SDA yang berkelanjutan. “Dampak yang timbul dari masalah-masalah tersebut adalah kerusakan lingkungan disruptif, konflik masyarakat-negara, masyarakat marjinal dan miskin, dan mempercepat krisis iklim.”

Disisi lain, Andry Satrio Nugroho mengutarakan, hilirisasi yang tidak berkelanjutan juga menyebabkan berkurangnya luasan tutupan hutan atau deforestasi.Pemerintah berjanji bahwa deforestasi yang terjadi di suatu wilayah akan dikompensasi di wilayah lain, tetapi tidak terwujudkan. “Selain itu, kasus ekspor nikel ilegal yang terjadi. Hal ini tentu melanggar hukum karena ekspor nikel mentah sudah dilarang untuk diekspor,” tuturnya.//

Arsip

BISNISTODAY – INSPIRE YOUR BUSINESS

PERTAMINA IS THE ENERGY

TAWWAFI TOUR LUNCURKAN PAKET UMROH

SOROTAN BISNISTODAY

Beritasatu Network

Related Articles

Jasa Marga
Ekonomi & Bisnis

Jasa Marga Siapkan Antisipasi Lonjakan Trafik Saat Libur Nataru 2025

JAKARTA, Bisnistoday – PT Jasa Marga (Persero) Tbk. siapkan antisipasi secara operasional...

Harbolnas
Ekonomi & Bisnis

Nilai Transaksi Harbolnas 2024 Diproyeksi Tembus Rp40 Triliun

JAKARTA, Bisnistoday– Menteri Perdagangan Budi Santoso optimistis nilai transaksi pada Hari Belanja...

Ekonomi & Bisnis

Aplus Makin Serius Menggarap Pasar Properti Berkualitas Tahun Depan

JAKARTA, Bisnistoday - PT Aplus Pacific (Aplus) sebagai produsen material properti terkemuka...

Ekonomi & Bisnis

Buntut Polemik Kadin Indonesia, 250 Asosiasi dan Himpunan Inisiasi Forum Independen

JAKARTA, Bisnistoday — Para ketua umum dan perwakilan lebih dari 250 asosiasi...