TANGERANG,Binistoday — Kampung Jawa Wadassari di Kelurahan Pondok Betung, Kecamatan Pondok Aren, menjadi salah satu kawasan yang masih kuat mempertahankan budaya Jawa di Kota Tangerang Selatan. Sekitar 95 persen warganya merupakan keturunan Jawa yang sudah menetap di wilayah tersebut sejak tahun 1960-an.
Menurut Sugiyono, Bendahara Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Wadassari, kondisi ini menjadi hal yang menarik karena di tengah kota besar seperti Tangerang Selatan, jarang ditemukan kampung yang warganya hampir seluruhnya berasal dari satu suku. “Biasanya daerah urban lebih beragam, tapi di sini justru mayoritas keturunan Jawa,” ujarnya, saat ditemui pada Sabtu, (1/11).
Kehidupan masyarakat Wadassari masih dipenuhi kegiatan yang berkaitan dengan kebudayaan Jawa. Warga seperti Sukiran masih aktif memainkan reog Ponorogo, sementara setiap Selasa malam diadakan latihan seni karawitan di sanggar budaya yang terletak di RT 06. Sanggar ini juga menjadi tempat latihan campursari dan tari Jawa yang rutin digelar oleh warga setempat.
Selain menjaga kesenian, warga juga tetap mempertahankan tradisi gotong royong atau “rewang” dalam setiap kegiatan, seperti pernikahan atau syukuran. Slamedi Karso, Ketua Pokdarwis Wadassari, menjelaskan bahwa kebersamaan warga menjadi ciri khas kampung ini. “Kalau ada acara, semua warga ikut membantu tanpa perlu menyewa vendor,” ujarnya.
Makanan yang disajikan dalam acara adat pun masih khas Jawa, seperti Ayam Lodoh, Tepo Kecap, Jangan Tempe Lombok, Sego Tiwul, dan urapan. Menurut Slamedi, tradisi ini menjadi cara warga menjaga jati diri di tengah arus modernisasi. “Anak muda sekarang banyak yang lupa budaya Jawa. Kami ingin terus menanamkan semangat agar mereka tetap mengenal akar budayanya,” tambahnya.
Upaya pelestarian budaya di Kampung Jawa Wadassari juga dikembangkan menjadi wisata berbasis kearifan lokal. Wisatawan dapat menikmati pertunjukan reog, wayang, hingga karawitan, serta menginap di homestay yang dikelola warga. Gayatri, perwakilan PKK setempat, menambahkan bahwa ibu-ibu juga diberdayakan melalui UMKM yang menjual makanan khas Jawa dan layanan katering.
Namun, Sugiyono mengakui tantangan terbesar saat ini adalah menumbuhkan minat generasi muda terhadap kegiatan budaya. “Banyak yang lebih sibuk dengan handphone. Sulit mengajak mereka ikut latihan atau kegiatan budaya,” katanya.
Ketua RW Kampung Jawa Wadassari, Widianto Indrawan, menyebut Pokdarwis menjadi penggerak utama dalam menjaga dan mempromosikan budaya Jawa di wilayahnya. Berkat peran aktif masyarakat dan tokoh seperti Slamedi Karso, H. Nyaman, Sugiyono, dan Slamudji, kampung ini ditetapkan sebagai destinasi seni dan budaya melalui SK No. 500.13.2/29.SK/Kel.PDB/Tahun 2023.
Kampung Jawa Wadassari mulai dikenal luas setelah menggelar Festival Kebudayaan Jawa pada tahun 2018, yang dihadiri oleh Wali Kota Tangerang Selatan saat itu, Airin Rachmi Diany. Sejak saat itu, kampung ini berkembang menjadi salah satu destinasi budaya di kota tersebut.
Lokasi Kampung Jawa Wadassari berada di Jalan Wadassari I No.28, Kelurahan Pondok Betung, dan dapat diakses menggunakan KRL hingga Stasiun Pondok Ranji, lalu dilanjutkan dengan angkot S10. Warga berharap, ke depan, kampung ini tetap menjadi tempat belajar dan menikmati budaya Jawa bagi masyarakat luas.(E2-KS)




