JAKARTA, Bisnistoday- Menteri Dalam Negeri (Mendagri) menilai, ajang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020, sebagai momen penting para Calon Kepala Daerah untuk beradu ide, gagasan terhadap pandemic Covid-19. Para kandidat bisa menawarkan pemikiran, mengkreasi maupun melaksanakan ide-ide yang brilian dalam memberantas Covid-19 di wilayah masing-masing.
“Bagi kepala daerah petahana yang kembali berjuang mempertahankan kursi, Pilkada juga akan menjadi ujian nyata mereka untuk all-out mengendalikan dan menghentikan penularan Covid-19 dan dampak sosial ekonomi di daerahnya.”
Tito Karnavian
“Bagi kepala daerah petahana yang kembali berjuang mempertahankan kursi, Pilkada juga akan menjadi ujian nyata mereka untuk all-out mengendalikan dan menghentikan penularan Covid-19 dan dampak sosial ekonomi di daerahnya,” ungkap Mendagri, Tito Karnavian, di Jakarta, Selasa (14/7).
Disisi lain, lanjut Tito, kontestan non-petahana pun bisa secara maksimal menyampaikan gagasan mereka yang paling efektif, menunjukkan komitmen tinggi untuk mengatasi persoalan Covid-19. Diketahui, pendemik ini kian menggerogoti setiap sendi kehidupan masyarakat, bahkan di kala mereka belum menjadi pemimpin secara legal.
Justru dengan ujian paling riil itu, kata Tito, setiap kandidat benar-benar bisa memikirkan, mengkreasi dan melaksanakan ide-ide paling brilian yang mereka bisa untuk seefektif mungkin memberantas Covid-19 di daerahnya. “Di lain pihak, masyarakat pemilih pun akan melihat dengan nyata, siapa calon yang paling punya komitmen, paling peduli dan paling gigih memperjuangkan nasib mereka dalam penanganan Covid-19,” tambah Tito.
Selain itu, menurut Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri, Akmal Malik, proses pelaksanaan Pilkada di masa pandemi juga akan menegaskan siapa sesungguhnya pemimpin yang tak hanya paling cerdas dan kreatif, melainkan juga penuh tanggung jawab. Pasalnya, selama proses Pilkada—terutama kampanye, mereka harus selalu mematuhi protokol jaga jarak dan menghindari kerumunan sosial. Kontestan yang nota bene calon pemimpin itu pun harus bisa mengendalikan massa pemilih.
“Khalayak bisa melihat, mana kontestan yang bisa mengumpulkan tatap muka terbatas dengan jaga jarak dan tidak ada convoy-convoy yang kurang penting, mana yang tak mampu mengendalikan massa pemilih sehingga terjadi pengumpulan massa yg tidak bisa jaga jarak dan tidak pakai masker, kan semuanya menjadi bahan pertimbangan rakyat untuk memilih,” kata Akmal Malik.
Pemimpin Teruji
Pakar Kebijakan Publik dari Universitas Brawijaya, Prof. Bambang Supriyono mengatakan, pelaksanaan pilkada saat Pandemik membuktikan terpilihnya kepala daerah yang berkualitas dan tidak hanya mementingkan popularitas semata. Kualitas pemimpin dapat dilihat dari; pertama, dari sisi problem solving kemampuan mengambil langkah-langkah strategis dan praktis dalam mengatasi masalah, diantaranya masalah pandemi dan dampaknya diberbagai bidang.
Kedua, menurut Bambang, memiliki keterujian tentang integrity and thoughness (ketangguhan), memiliki tanggungjawab yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya dan sekaligus ketabahan menghadapi berbagai persoalan dan pemecahannya secara komprehensif.
Menurut Pakar Kebijakan Publik ini, pelaksanaan Pilkada sebagai wujud keterujian behaviour, menyangkut keteladanan sebagai pemimpin yang dituntut selalu dekat dengan rakyatnya dalam kondisi apapun. “Kemampuan mengatasi jarak sosial melalui pemanfaatan IT, program atau kegiatan tepat sasaran, hasil yang terukur terhadap ketahanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, menuntut adanya sosok pemimpin yang benar-benar dapat diteladani,” tuturnya.