www.bisnistoday.co.id
Sabtu , 26 April 2025
Home NASIONAL & POLITIK Humaniora Anis Matta: Islamofobia Harus Dilawan dengan Diplomasi dan Narasi Positif
Humaniora

Anis Matta: Islamofobia Harus Dilawan dengan Diplomasi dan Narasi Positif

Wamenlu
Wamenlu Anis Matta./
Social Media

JAKARTA, Bisnistoday – Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI sekaligus Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menyoroti pentingnya melawan Islamofobia melalui diplomasi internasional dan narasi positif.

Menurut Anis Matta, Islamofobia bukan hanya isu sosial, tetapi juga persoalan politik global yang harus diatasi dengan strategi yang tepat. “Kita harus membangun narasi Islam yang positif, menampilkan Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin, serta memperkuat diplomasi Indonesia di forum internasional,” ujar Anis Matta dalam Webinar Nasional yang diselenggarakan oleh UBN Podcast dengan tema ‘Say NO to Islamophobia’, Sabtu (15/3).

Dalam pemaparannya, Anis Matta menjelaskan bahwa Indonesia memiliki peran penting dalam diplomasi internasional untuk memperjuangkan hak-hak umat Islam.Beberapa langkah yang bisa diambil antara lain, pertama mendorong Resolusi Global-Indonesia dapat menjadi pelopor dalam menekan PBB dan organisasi internasional untuk mengeluarkan resolusi yang mengutuk tindakan Islamofobia.

“Kedua mendorong Kerja Sama dengan Negara Muslim melalui penguatan hubungan diplomatik dengan negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk menyuarakan solidaritas terhadap umat Islam,” katanya.

Sedangkan yang ketiga adalah mendorong Advokasi Hak Asasi Manusia, yakni menggunakan platform global untuk menekan negara-negara yang menerapkan kebijakan diskriminatif terhadap Muslim.

Membangun Narasi Positif

Selain diplomasi, Anis Matta juga menegaskan bahwa umat Islam harus berperan aktif dalam membangun narasi yang lebih positif di ruang publik, terutama melalui media sosial dan platform digital.”Umat Islam perlu mengisi ruang-ruang informasi dengan konten yang mencerminkan nilai-nilai Islam yang damai, toleran, dan inklusif,” jelasnya.

Menurutnya, langkah ini penting untuk mengubah persepsi masyarakat global yang selama ini dibentuk oleh propaganda Islamofobia di media mainstream.Menanggapi pertanyaan peserta webinar tentang kemungkinan lahirnya RUU Islamofobia di Indonesia, Anis Matta menyambut baik wacana tersebut.

Ia menilai, regulasi yang melindungi umat Islam dari diskriminasi dapat menjadi langkah konkret dalam mewujudkan keadilan sosial.

“RUU ini bukan hanya tentang umat Islam, tetapi juga tentang perlindungan kebebasan beragama dan mencegah segala bentuk diskriminasi. Jika kita ingin hidup dalam masyarakat yang adil dan harmonis, kita harus memastikan tidak ada kelompok yang menjadi korban stereotip negatif,” ungkapnya.

Anis Matta menutup pemaparannya dengan menyerukan aksi nyata bagi umat Islam dalam melawan Islamofobia, baik melalui diplomasi, edukasi, maupun advokasi.”Kita tidak boleh diam. Mari bersama-sama membangun dunia yang lebih adil dengan menampilkan wajah Islam yang sesungguhnya, Islam yang penuh kedamaian dan kasih sayang,” paparnya./

Arsip

BISNISTODAY – INSPIRE YOUR BUSINESS

PERTAMINA IS THE ENERGY

TAWWAFI TOUR LUNCURKAN PAKET UMROH

SOROTAN BISNISTODAY

Beritasatu Network

Related Articles

Ketua Majelis Alimat Indonesia Silviana Murni.
Humaniora

Majelis Ilmuwan Indonesia Menggagas Buku Perempuan, Ketahanan Nasional, Energi, dan Peradaban Islam

JAKARTA, Bisnistoday - Pengurus Pusat Majelis Alimat (Ilmuwan) Indonesia (PP MAI) segera...

Humaniora

Untar Siapkan Dormitory Untuk Mahasiswa Asing dan Daerah

JAKARTA, Bisnistoday – Universitas Tarumanagara (Untar) Jakarta mengambil langkah strategis untuk mendukung...

Didik J Rachbini
Humaniora

Rektor Univ. Paramadina Berbelasungkawa Untuk Mendiang Paus Fransiskus

JAKARTA, Bisnistoday – Rektor Universitas Paramadina Jakarta, mewakili seluruh civitas akademika menyatakan...

Nelayan Tradisional
Humaniora

Hari Kartini dan Perjuangan Perempuan Pesisir Mendapatkan Air Bersih

JAKARTA, Bisnistoday - Setiap 21 April diperingati sebagai Hari Kartini, sebagai momentum...