www.bisnistoday.co.id
Sabtu , 14 Desember 2024
Home EKONOMI Covid-19, Ketegangan Ekonomi AS-Tiongkok Meningkat
EKONOMI

Covid-19, Ketegangan Ekonomi AS-Tiongkok Meningkat

mahendra siregar
Social Media

JAKARTA, Bisnistoday- Wakil Menteri Luar Negeri RI Mahendra Siregar menyebut persaingan geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan China akan semakin ketat sebagai dampak wabah COVID-19.“Bahkan sebelum wabah COVID-19, kita harus mengantisipasi situasi ini agar tidak menjadi semakin serius di masa depan,” kata Mahendra dalam seminar daring dari Jakarta, kemarin.

Jadi mereka mulai melihat (pentingnya) diversifikasi, daripada hanya mengutamakan efisiensi.

Mahendra Siregar

Wakil Menteri Perdagangan RI periode 2010-2011 itu menilai persaingan geopolitik AS-China mungkin tidak berdampak pada ekonomi Indonesia yang memiliki beragam mitra perdagangan, investasi, dan ekonomi.“Tetapi dalam hal stabilitas politik, itu soal lain,” ujar dia.

Untuk itu, Indonesia secara konsisten mendukung solusi yang melibatkan organisasi multilateral, internasional, dan regional agar berfungsi baik dalam menangani situasi sehubungan dengan geopolitik.

Selain mengantisipasi semakin buruknya situasi ekonomi akibat persaingan AS-China, kata Mahendra, negara-negara juga perlu mengambil pembelajaran bahwa rantai pasok global seharusnya tidak bergantung hanya pada satu sumber.

Lakukan Diversifikasi

Dengan adanya wabah COVID-19, pemerintah dan industri telah mulai memahami manajemen risiko jika hanya memiliki sumber pasokan tunggal, yang akan sangat terganggu akibat kebijakan karantina wilayah yang diberlakukan di banyak negara.

“Jadi mereka mulai melihat (pentingnya) diversifikasi, daripada hanya mengutamakan efisiensi,” tutur Mahendra.

Merujuk pada laporan Dana Moneter Internasional (IMF) yang memperkirakan bahwa ekonomi global akan menghadapi resesi dan perlambatan hingga -3 persen akibat COVID-19, Mahendra menyebut situasi ekonomi global akan menjadi lebih buruk.

“Sepertinya kita mungkin harus menanggung (perlambatan hingga) -5 persen atau bahkan lebih. Jadi resesi akan lebih parah dari yang diproyeksikan IMF, yang terutama disebabkan oleh resesi yang lebih parah di AS dan Eropa,” kata dia. Ant/

Arsip

BISNISTODAY – INSPIRE YOUR BUSINESS

PERTAMINA IS THE ENERGY

TAWWAFI TOUR LUNCURKAN PAKET UMROH

SOROTAN BISNISTODAY

Beritasatu Network

Related Articles

Ariawan Gunadi
EKONOMI

Anak Muda Indonesia, Harus Berebut Pasar Kerja Modern di Asia

JAKARTA, Bisnistoday – Tingkat pengangguran kaum muda di Negara Asean, masih terbilang...

Ikan Nila
EKONOMI

Andalkan Teknik Budi Daya Inovatif, KKP Kembangkan Ikan Nila Srikandi

KARAWANG, Bisnistoday - Politeknik Kelautan dan Perikanan (KP) Karawang, salah satu satuan...

EKONOMI

PLN Pulihkan Kelistrikan Pascacuaca Ekstrem di Beberapa Wilayah Jawa Barat

SUKABUMI, Bisnistoday - PT PLN (Persero) bergerak berhasil memulihkan secara bertahap 1.147...

PT Mitratani Dua Tujuh Perkuat Kolaborasi dengan Kemenperin untuk Tingkatkan Daya Saing Industri Pangan
EKONOMIEkonomi & Bisnis

PT Mitratani Dua Tujuh dan Kemenperin Bahas Teknologi

JAKARTA, Bisnistoday - PT Mitratani Dua Tujuh perusahaan pionir dalam produksi edamame...