www.bisnistoday.co.id
Minggu , 16 Maret 2025
Home EKONOMI Covid-19, Ketegangan Ekonomi AS-Tiongkok Meningkat
EKONOMI

Covid-19, Ketegangan Ekonomi AS-Tiongkok Meningkat

mahendra siregar
Social Media

JAKARTA, Bisnistoday- Wakil Menteri Luar Negeri RI Mahendra Siregar menyebut persaingan geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan China akan semakin ketat sebagai dampak wabah COVID-19.“Bahkan sebelum wabah COVID-19, kita harus mengantisipasi situasi ini agar tidak menjadi semakin serius di masa depan,” kata Mahendra dalam seminar daring dari Jakarta, kemarin.

Jadi mereka mulai melihat (pentingnya) diversifikasi, daripada hanya mengutamakan efisiensi.

Mahendra Siregar

Wakil Menteri Perdagangan RI periode 2010-2011 itu menilai persaingan geopolitik AS-China mungkin tidak berdampak pada ekonomi Indonesia yang memiliki beragam mitra perdagangan, investasi, dan ekonomi.“Tetapi dalam hal stabilitas politik, itu soal lain,” ujar dia.

Untuk itu, Indonesia secara konsisten mendukung solusi yang melibatkan organisasi multilateral, internasional, dan regional agar berfungsi baik dalam menangani situasi sehubungan dengan geopolitik.

Selain mengantisipasi semakin buruknya situasi ekonomi akibat persaingan AS-China, kata Mahendra, negara-negara juga perlu mengambil pembelajaran bahwa rantai pasok global seharusnya tidak bergantung hanya pada satu sumber.

Lakukan Diversifikasi

Dengan adanya wabah COVID-19, pemerintah dan industri telah mulai memahami manajemen risiko jika hanya memiliki sumber pasokan tunggal, yang akan sangat terganggu akibat kebijakan karantina wilayah yang diberlakukan di banyak negara.

“Jadi mereka mulai melihat (pentingnya) diversifikasi, daripada hanya mengutamakan efisiensi,” tutur Mahendra.

Merujuk pada laporan Dana Moneter Internasional (IMF) yang memperkirakan bahwa ekonomi global akan menghadapi resesi dan perlambatan hingga -3 persen akibat COVID-19, Mahendra menyebut situasi ekonomi global akan menjadi lebih buruk.

“Sepertinya kita mungkin harus menanggung (perlambatan hingga) -5 persen atau bahkan lebih. Jadi resesi akan lebih parah dari yang diproyeksikan IMF, yang terutama disebabkan oleh resesi yang lebih parah di AS dan Eropa,” kata dia. Ant/

Arsip

BISNISTODAY – INSPIRE YOUR BUSINESS

PERTAMINA IS THE ENERGY

TAWWAFI TOUR LUNCURKAN PAKET UMROH

SOROTAN BISNISTODAY

Beritasatu Network

Related Articles

EKONOMIEkonomi Rakyat

Sambangi Pasar Kreatif Ramadan Jakarta, Rano Karno Nikmati Transaksi Non-Tunai

JAKARTA, Bisnistoday - Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno, memberikan apresiasi tinggi terhadap geliat...

EKONOMIEkonomi & Bisnis

Menuju Bisnis 2025: DIGITS Unpad & Veda Praxis Kupas Tuntas GRC di Era Digital!

BANDUNG, Bisnistoday - Di tengah dinamika bisnis yang semakin kompleks dan era...

EKONOMIEkonomi Rakyat

inDrive Hadirkan Layanan Pendanaan Khusus untuk Pengemudi Indonesia

JAKARTA, Bisnistoday - Platform mobilitas global dan layanan perkotaan, inDrive bekerja sama...

EKONOMIEkonomi & Bisnis

Cosmos Diganjar Penghargaan Golden Brand of The Year 2025 Berkat Konsistensi dan Inovasi

JAKARTA, Bisnistoday - PT. Star Cosmos kembali menorehkan prestasi gemilang dengan meraih...