JAKARTA, Bisnistoday- Aksi jual oleh investor asing kembali mewarnai perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (31/3). Akibatnya, IHSG pun ditutup melemah 85,92 poin ke posisi 6.985,52, sementara indeks LQ45 juga turun 14,19 poin ke posisi 902,79.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Okie Ardhiastama mengatakan, pelaku pasar masih mencermati dampak dari kenaikan yield obligasi Amerikan yang saat ini berada di 1,7 persen. Hal ini menjadi kekhawatiran dimana aksi jual investor asing telah berlangsung hingga saat ini.
Selain itu, musim dividen dinilai belum dapat menahan laju aliran modal keluar. Rendahnya imbal hasil dan dividen per saham sebagai dampak dari melambatnya kinerja keuangan, dinilai menjadi alasan masifnya aliran modal keluar. “Hal tersebut menjadi trigger terhadap penurunan IHSG hari ini,” kata Okie di Jakarta, Rabu (313).
Sementara itu, analis Foster Asset Management, Suharto mengatakan selain kenaikan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun, pelemahan IHSG juga dipengaruhi sentimen domestik. “BPJS Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) sebagai salah satu investor institusi besar, dikabarkan akan mengurangi investasinya di saham maupun reksa dana,” ujarnya.
Dibuka melemah, IHSG tak mampu beranjak dari zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sepuluh sektor terkoreksi dimana sektor teknologi turun paling dalam yaitu minus 2,91 persen, diikuti sektor barang baku dan sektor keuangan masing-masing minus 2,34 persen dan minus 2,26 persen. Sedangkan satu sektor naik yaitu sektor infrastruktur sebesar 0,41 persen.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau “net foreign sell” sebesar Rp1,11 triliun.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.067.545 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 14,43 miliar lembar saham senilai Rp12,17 triliun. Sebanyak 118 saham naik, 396 saham menurun, dan 120 saham tidak bergerak nilainya.
Kembali Melemah
Hal sama juga terjadi pada kurs rupiah.Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank juga ditutup melemah seiring masih tingginya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat.
Rupiah ditutup melemah 45 poin atau 0,31 persen ke posisi Rp14.525 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.480 per dolar AS.
“Dolar menguat terhadap mata uang utama, karena percepatan vaksinasi AS dan rencana paket stimulus utama memicu ekspektasi inflasi dan meningkatkan imbal hasil obligasi,” kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi./