JAKARTA, Bisnistoday – Proses akuisisi perusahaan pelayaran PT Meratus Jasa Prima Tbk (KARW), dipastikan telah tercapai kesepakatan antara Meratus dengan investor asing. Kedua belah pihak sepakat untuk akuisisi sebagian saham, meskipun bukan akuisisi penuh. Hal ini diungkapkan oleh sumber internal perusahaan di Jakarta, Sabtu (14/9).
Sebelumnya, saham KARW yang naik dari level gocap seiring dengan akuisisi oleh raksasa pelayaran RI Meratus berhasil melesat hampir 14.000 persen sepanjang tahun 2024. Lonjakan ini terjadi seiring dengan pengambilalihan sebagian besar saham oleh Meratus, menjadikan KARW salah satu saham top gainers paling menguntungkan di pasar modal Indonesia tahun ini.
Namun, rumor kebuntuan negosiasi dengan investor asing sempat mengoyak pergerakan saham KARW. Pada Rabu (4/9), muncul laporan dari ShippingWatch yang menyebutkan negosiasi tersebut menemui jalan buntu, yang memicu penurunan harga saham dan auto rejection bawah (ARB) beruntun. Tercapainya kesepakatan menjadi angin segar bagi Meratus dan diharapkan mampu mengembalikan kepercayaan pasar terhadap perusahaan ini.
Kesepakatan ini bernilai sekitar 2 miliar dolar AS, setara dengan lebih dari Rp32 triliun. Pembicaraan kesepakatan antara kedua pihak dilaporkan telah berlangsung selama hampir setahun, dan semakin intensif pada November 2023 ketika Bloomberg melaporkan potensi akuisisi Meratus.
Meratus didirikan pada 1957 di Surabaya oleh keluarga Menaro dan sejak itu berkembang menjadi operator pelayaran domestik terbesar di Indonesia. Selain bisnis kontainer, Meratus juga menjalankan berbagai aktivitas pelayaran dan maritim lainnya, termasuk layanan pelabuhan, logistik, dan tanker.
Pada Mei 2024, perusahaan menerima tambahan kapal kontainer berkapasitas 396 TEU, yang merupakan bagian dari pesanan enam kapal baru. Seiring dengan kehadiran kapal ini, Farid Belbouab selaku CEO Meratus menekankan komitmen perusahaan untuk mengembangkan infrastruktur maritim yang memadai di Indonesia.
“Komitmen kami adalah memperkuat jaringan logistik di seluruh kepulauan, menyediakan akses yang lebih baik ke pelabuhan-pelabuhan di daerah terpencil, dan mendorong pertumbuhan aktivitas ekonomi lokal,” ujarnya.
Dalam jangka panjang, kesepakatan ini diyakini akan membawa dampak positif tidak hanya bagi Meratus, tetapi juga bagi sektor pelayaran dan logistik nasional. Kolaborasi antara perusahaan pelayaran terbesar Indonesia dan pemain global menjadi sinyal optimisme bahwa industri maritim Indonesia memiliki prospek positif di masa depan./