www.bisnistoday.co.id
Rabu , 12 November 2025
Home GLOBAL Krisis Ekonomi Berat Harus Dihadapi Sri Lanka
GLOBAL

Krisis Ekonomi Berat Harus Dihadapi Sri Lanka

AKSI MASSA : PM Sri Langka menyatakan negaranya telah bangkrut dan meletakkan jabatannya dalam beberapa waktu mendatang./rdtv
Social Media

JAKARTA, Bisnistoday – Negara Sri Lanka menyatakan dirinya telah memasuki fase perekonomian tersulit atau bangkrut. Penurunan kinerja perekonomian di negeri tersebut terus mengalami keterpurukan dalam tujuh dekade terakhir. 

Seperti diketahui bahwa Sri Lanka mengalami krisis keuangan dengan memperlihatkan cadangan devisa anjlok ke level terendah, serta uang juga sudah ludes untuk membayar impor barang penting, seperti makanan, obat-obatan serta bahan bakar. 

Didalam pernyataan Presiden Gotabaya Rajapaksa pada pertengahan pekan lalu sempat mencuitkan permintaan bantuan bahan bakar dari Presiden Rusia Vladimir Putin.

Krisis pasokan energi terjadi di beberapa kota besar, termasuk ibu kota negaranya, Kolombo. Di kota ini, ratusan orang mengantre berjam-jam untuk membeli bahan bakar. Demikian halnya, kegiatan sekolah ditangguhkan karena penggunaan bahan bakar dibatasi hanya untuk layanan penting.

Menurut Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe, negaranya benar-benar bangkrut  dan menderita krisis keuangan terparah dalam beberapa dekade terakhir.

Ranil mengutarakan, negosiasi dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk menghidupkan kembali ekonomi negara yang runtuh bakal sulit, karena negara berpenduduk 22 juta jiwa itu memasuki pembicaraan sebagai negara bangkrut. Bukan negara berkembang.

“Kami sekarang berpartisipasi dalam negosiasi sebagai negara bangkrut. Karenanya, kami harus menghadapi situasi yang lebih sulit dan rumit dari negosiasi sebelumnya,” katanya di parlemen, mengutip CNN Minggu (10/7).

“Karena negara kita (Sri Lanka) dalam keadaan bangkrut, kita harus mengajukan rencana keberlanjutan utang kita kepada IMF secara terpisah. Ketika mereka puas dengan rencana tersebut, kita dapat mencapai kesepakatan. Ini bukan proses yang mudah,” lanjutnya.

Sebelumnya, Menteri Energi Sri Lanka Kanchana Wijesekera menuturkan negaranya hanya memiliki persediaan bahan bakar kurang dari satu hari.

“Dalam hal bahan bakar dan makanan, negara kita menghadapi krisis. Bahan bakar langka. Harga pangan naik,” terang Wickremesinghe.

Karena kondisi buruk negaranya saat ini, ia memperkirakan inflasi Sri Lanka akan mencapai 60 persen pada akhir tahun ini. “Ini akan menjadi perjalanan sulit dan pahit,” jelasnya./CNN

Arsip

BISNISTODAY – INSPIRE YOUR BUSINESS

PERTAMINA IS THE ENERGY

TRADE EXPO INDONESIA 2025

SOROTAN BISNISTODAY

Beritasatu Network

Related Articles

ASEANGLOBAL

KAI Angkat Transformasi Layanan di Forum ASEAN Railway CEOs 2025

JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (Persero) kembali menorehkan kiprah di panggung...

Presiden Nepal
GLOBALKawasan Global

Presiden Nepal Mundur Setelah PM KP Sharma Oli Lepas Jabatan di Tengah Kerusuhan

JAKARTA, Bisnistoday - Situasi politik Nepal memasuki babak genting. Presiden Nepal Ram Chandra...

Presiden Prabowo
GLOBALKawasan Global

Prabowo Hadiri Parade Militer 80 Tahun Kemenangan Perang Rakyat China di Beijing

JAKARTA, Bisnistoday – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menghadiri parade militer besar-besaran...

Presiden Trump
GLOBALKawasan Global

Presiden Trump Dan Putin Rundingkan Perdamaian Konflik Ukraina-Rusia

WASHINGTON, Bisnistoday – Pertemuan presiden kedua negara adikuasa dunia, antara Presiden AS,...