JAKARTA, Bisnistoday – Negara Sri Lanka menyatakan dirinya telah memasuki fase perekonomian tersulit atau bangkrut. Penurunan kinerja perekonomian di negeri tersebut terus mengalami keterpurukan dalam tujuh dekade terakhir.
Seperti diketahui bahwa Sri Lanka mengalami krisis keuangan dengan memperlihatkan cadangan devisa anjlok ke level terendah, serta uang juga sudah ludes untuk membayar impor barang penting, seperti makanan, obat-obatan serta bahan bakar.
Didalam pernyataan Presiden Gotabaya Rajapaksa pada pertengahan pekan lalu sempat mencuitkan permintaan bantuan bahan bakar dari Presiden Rusia Vladimir Putin.
Krisis pasokan energi terjadi di beberapa kota besar, termasuk ibu kota negaranya, Kolombo. Di kota ini, ratusan orang mengantre berjam-jam untuk membeli bahan bakar. Demikian halnya, kegiatan sekolah ditangguhkan karena penggunaan bahan bakar dibatasi hanya untuk layanan penting.
Menurut Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe, negaranya benar-benar bangkrut dan menderita krisis keuangan terparah dalam beberapa dekade terakhir.
Ranil mengutarakan, negosiasi dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk menghidupkan kembali ekonomi negara yang runtuh bakal sulit, karena negara berpenduduk 22 juta jiwa itu memasuki pembicaraan sebagai negara bangkrut. Bukan negara berkembang.
“Kami sekarang berpartisipasi dalam negosiasi sebagai negara bangkrut. Karenanya, kami harus menghadapi situasi yang lebih sulit dan rumit dari negosiasi sebelumnya,” katanya di parlemen, mengutip CNN Minggu (10/7).
“Karena negara kita (Sri Lanka) dalam keadaan bangkrut, kita harus mengajukan rencana keberlanjutan utang kita kepada IMF secara terpisah. Ketika mereka puas dengan rencana tersebut, kita dapat mencapai kesepakatan. Ini bukan proses yang mudah,” lanjutnya.
Sebelumnya, Menteri Energi Sri Lanka Kanchana Wijesekera menuturkan negaranya hanya memiliki persediaan bahan bakar kurang dari satu hari.
“Dalam hal bahan bakar dan makanan, negara kita menghadapi krisis. Bahan bakar langka. Harga pangan naik,” terang Wickremesinghe.
Karena kondisi buruk negaranya saat ini, ia memperkirakan inflasi Sri Lanka akan mencapai 60 persen pada akhir tahun ini. “Ini akan menjadi perjalanan sulit dan pahit,” jelasnya./CNN




