www.bisnistoday.co.id
Minggu , 16 Maret 2025
Home HEADLINE NEWS Pelaksanaan Program MBG, Jangan Malah Membuat Rakyat Kecewa
HEADLINE NEWS

Pelaksanaan Program MBG, Jangan Malah Membuat Rakyat Kecewa

Program MBG
PELAKSANAAN Program MBG./
Social Media

JAKARTA, Bisnistoday – Presiden Prabowo Subianto begitu serius mengimplementasikan program unggulan dalam janji kampanye yakni Makan Bergizi Gratis (MBG) serta beberapa program prioritas yang dibalut dalam Astacita-nya. Begitu program makan gratis ini disampaikan, membuat rakyat begitu sumringah, hanya saja saat tahap pelaksanaanya, tidak sidikit malah membuat kecewa.

Wijayanto Samirin, Ekonom Universitas Paramadina menyatakan, satu hal yang sangat kuat concern adanya diskonektivitas antara “narasi besar” yang dibangun dengan impelementasi di lapangan. “Ketika tahap awal narasi besar disampaikan, semula rakyat happy, tapi ketika ternyata tidak diikuti dengan kapasitas fiskal yang mumpuni, maka justru bisa jadi akan berakhir dengan kekecewaan,” tutur Wijayanto Samirin saat Peluncuran Policy Brief dan Diskusi Publik dengan tema “Makan Bergizi Gratis: Cerita Sukses atau Mimpi Buruk Pemerintahan Prabowo?”  di Jakarta, Rabu, (12/2).

Menurut Wijayanto, OProgram MBG memang sangat strategis ‘’made or break’’ bagi Indonesia dan pemerintahan Prabowo Subianto. Karena ada dua hal, pertama, dari sisi fiskal menyedot begitu banyak resources. Hampir Rp 500 Triliun dana akan digunakan per tahun, untuk pelaksanaan MBG, yang mulai berjalan saat kondisi fiskal sedang kesulitan.

Kedua, lanjut Wijayanto, Program MBG adalah program yang ketika diluncurkan tidak mungkin disetop dan diakhiri. Karena ini adalah program yang memberikan komitmen dan konsekuensi jangka panjang bagi bangsa dan pemerintah.

“Hal itu karena ketika diputuskan akhir tahun kemarin, sekitar 83 juta siswa akan menerima MBG setiap hari, maka ketika itu dikurangi atau diturunkan komposisinya, maka rakyat akan marah. Hingga siapapun elected official tidak akan berani untuk mengakhiri MBG,” urainya.

“Itulah kenapa dimasa-masa awal penerapan MBG ini pemerintahan Prabowo perlu betul-betul hati-hati. karena ketika diluncurkan, maka MBG tidak bisa dihentikan lagi.”

Apalagi, sebenarnya katanya, MBG sebetulnya tidak gratis, karena rakyat membayar atas publik servis lain yang dikurangi dari sektor kesehatan, pendidikan, infrastruktur dan lainnya. Sehingga dalam hal ini pemerintah harus hati-hati karena rakyat akan sangat kritis ketika MBG tidak dijalankan dengan baik. Karena akan menyebabkan rakyat teriak sebab hak haknya di aspek lain dikurangi.

“Hal itu bisa dilihat dari anggaran MBG yang semual 71 T lalu ditambah 100 T lagi menjadi 171 T, karena ada banyak space anggaran lain yang dikurangi untuk menutupi kecukupan anggaran MBG,” cetusnya.

Masih Compang Camping

Prof Didik J Rachbini, Rektor Universitas Paramadina mengungkapkan, program Makan Bergizi Gratis (MBG) banyak kekurangan disana-sini. Meskipun dimensi masalahnya banyak, antara lain rantai pasokan dipertanyakan, karena melibatkan puluhan juta anak yang harus dilayani. Termasuk kualitas gizi dan pengawasannya dan lain-lain termasuk pula soal sosial budaya setempat.

Sekarang ini, lanjut Didik, program MBG mempunyai kapasitas besar, ironisnya jadi sasaran para pemburu rente dan hal ini merupakan satu pokok soal yang harus jadi fokus.

“Memang juga agaknya, kalau harus melibatkan warung-warung makan kecil yang jumlahnya puluhan juta mungkin koordinasinya lebih sulit ketimbang cukup mengambil satu kelompok usaha besar yang kemudian memperoleh rente ekonominya.”

Didik mengutarakan, sekiranya pemerintah memusatkan program MBG pertama di daerah-daerah remote area dan kekurangan gizi, dan stunting akut. Selain itu, sangat penting untuk menyertakan warung dan pedagang-pedagang kecil dalam MBG.

“Tidak bisa kemudian warung makan dan pedagang kecil itu dibiarkan seperti sekarang ini tergangung dengan gojek-gofood. Kalau selamanya mereka dibiarkan tergantung begitu, maka kualitas hidupnya akan tetap memprihatinkan.”

Fatchiah E. Kertamuda, Wakil Rektor Universitas Paramadina menuturkan, koordinasi yang kuat dibutuhkan antara pemerintah pusat dan daerah dalam menyukseskan program MBG. Begitupun di sekolah dan masyarakat umum, harus sama koordinasinya.”Masalah ini apakah sudah berjalan koordinasinya? Bagaimana evaluasi dan monitoringnya. Masyarakanpun masih bertanya-tanya ihwal program MBG akan ke mana arahnya.”/

Arsip

BISNISTODAY – INSPIRE YOUR BUSINESS

PERTAMINA IS THE ENERGY

TAWWAFI TOUR LUNCURKAN PAKET UMROH

SOROTAN BISNISTODAY

Beritasatu Network

Related Articles

HEADLINE NEWS

Wamen PU Memastikan Kesiapan Jalur Mudik Lebaran 2025 di Tol Trans Sumatera

LAMPUNG, Bisnistoday - Kementerian PU memastikan kesiapan infrastruktur jalan tol Trans Sumatera...

GEDUNG BEI
HEADLINE NEWS

Mirae Asset : IHSG Masih Konsolidasi Menunggu Stimulus

JAKARTA, Bisnistoday – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat...

Presiden Prabowo
HEADLINE NEWS

Presiden Prabowo : Saya Tidak Pernah Mundur Melawan Koruptor

JAKARTA, Bisnistoday – Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan terus ganyang para koruptor,...

Menteri ATR/BPN
HEADLINE NEWS

Tanah Terlantar Akan Dioptimalkan Untuk Ketahanan Nasional dan Pangan

OKU TIMUR, Bisnistoday  – Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional...