JAKARTA, Bisnistoday – Perkumpulan Tenaga Ahli Konsultan Indonesia (PERTAHKINDO) meminta seluruh pemangku kepentingan untuk bersinergi, kolaborasi serta inovasi untuk kemajuan sektor industri. Sekarang ini, kompentensi tenaga kerja yang memiliki sertifikasi masih rendah sedangkan kebutuhan sangat besar dan mendesak.
“Sekitar 35 persen lulusan perguruan tinggi dan SMK sektor jasa konstruksi di Indonesia masih menganggur. Disisi lain, baru sekitar 10% dari pekerja di Indonesia yang tersertifikasi BNSP. Sedangkan kebutuhan tenaga konstruksi tinggi. Ini tentu ada yang kurang, atau salah, dan kita cari jawabanya di symposium ini,” ungkap Ketum DPP PERTAHKINDO, Aris Wimaruta, saat kegiatan “Simposium Konstruksi Nasional dan Musyawarah Nasional PERTAHKINDO 2024 dengan tema “Ayo Bangkit, Padukan Karis dan Usaha” di Jakarta, Rabu (12/9).
Aris menekankan pentingnya, kolaborasi dan inovasi, terstruktur, sistematis dan berkelanjutan. Penting untuk bersinergi meningkatkan hubungan, pelaku usaha, akademisi, lembaga pelatihan, lembaga keuangan dan ketenagakerjaan. “Dengan sinergi, kita akan lebih siap dalam dinamika industri. Sinergi untuk target yang dicapai dan bersaing inovasi dalam satu kesatuan.”
Dirjen Bina Konstruksi, Abdul Muis yang mewakili Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, mengutarakan, sektor jasa kontruksi merupakan sektor penting bagi pendorong perekonomian nasional. Sektor konstruksi mampu menciptakan industri berkelanjutan dengan meningkatkan daya saing bangsa.
Dalam data International Institute for Management Development (IMD), melalui rilis World Competitiveness Ranking (WCR) tahun 2024 bahwa Indonesia berada di peringkat ketiga di tingkat ASEAN, sedangkan untuk dunia Indonesia mampu meningkatkan peringkat dari 34 tahun 2023 lalu menjadi level ke 27 pada tahun 2024. “Butuh optimisme, transparansi, serta penyediaan infrastruktur yang baik.”
Karena itu, Kementerian PUPR mendorong adanya transformasi digital di sektor konstruksi nasional. Dengan digitalisasi diyakini dapat mengatasi masalah konstruksi melalui pemetaan masalah dengan baik dan menghasilkan solusi yang tepat dan cepat.” Saat ini, Kementerian PUPR, telah mengadop seperti IT (Internet of thinks) serta BIM (Modeling) untuk menuju smart infrastructure.”/