www.bisnistoday.co.id
Minggu , 16 November 2025
Home GLOBAL Rusia Terancam Kesulitan Cari Pendanaan Baru
GLOBAL

Rusia Terancam Kesulitan Cari Pendanaan Baru

SANKSI RUSIA : Mata uang Rubel sebagai alat tukar resmi Negara Rusia, beberapa waktu lalu.
Social Media

WASHINGTON, Bisnistoday – Gagal bayar (default) utang negara Rusia akan menambah kesulitan ekonomi dan sistem keuangan Rusia, dan mempersulit Moskow untuk menemukan sumber pinjaman baru. Demikian juga default negara Rusia bakal meningkatkan biaya pinjaman di masa depan. Hal ini diungkapkan seorang pejabat Departemen Keuangan AS, Senin kemarin. 

Pejabat itu mengatakan kepada Reuters bahwa Departemen Keuangan meyakini ada eksposur langsung terbatas dalam sistem keuangan AS untuk obligasi negara Rusia dan dampak utamanya akan jatuh pada ekonomi Rusia yang sudah terhuyung-huyung di bawah beban sanksi Barat.

“Sebuah default akan membuat semakin sulit bagi Rusia untuk menemukan pemberi pinjaman baru, dan mereka yang meminjamkan kepada mereka akan menuntut suku bunga yang lebih tinggi, yang mengarah ke menguras lebih lanjut ekonomi Rusia,” kata pejabat itu.

Kini, Rusia sedang mengejar invasi yang semakin merusak ke Ukraina, yang memiliki 117 juta dolar AS dalam pembayaran yang jatuh tempo pada Rabu (16/3) mendatang, untuk obligasi euro dalam denominasi dolar. Kementerian Keuangannya mengatakan akan melakukan pembayaran dalam rubel jika sanksi mencegahnya membayar dalam dolar – sebuah langkah yang akan dilihat pasar sebagai gagal bayar.

Berita Terkait : Perang Rusia-Ukraina Picu Krisis Kepemimpinan Global

Seperti diketahui, sanksi Barat telah melumpuhkan aset valuta asing di bank sentral Rusia dan melarang bank internasional melakukan transaksi dolar dan euro dengan lembaga keuangan Rusia yang dikenai sanksi – termasuk bank sentral – memperumit pembayaran apa pun.

Wakil Menteri Keuangan AS Wally Adeyemo, sebelumnya mengatakan kepada CNBC bahwa pilihan Rusia dalam cara membayar utangnya akan menguras sumber daya dari kemampuan Presiden Vladimir Putin untuk melanjutkan perang di Ukraina.

“Pilihan itu pada akhirnya akan menempatkan (Putin) pada posisi di mana dia harus membuat keputusan apakah dia akan melanjutkan invasi atau menghentikan invasi itu,” kata Adeyemo.

Eurobond Rusia yang dimaksud, jatuh tempo pada 2023 dan 2043, diperdagangkan pada 20 sen dolar atau lebih rendah pada Senin (14/3). Mereka termasuk yang pertama memiliki pembayaran terjadwal setelah Rusia terkena sanksi atas invasinya ke Ukraina.

Lebih lanjut, pejabat Departemen Keuangan AS mengatakan penurunan dramatis dalam harga obligasi pemerintah Rusia menunjukkan kemungkinan gagal bayar yang tinggi.”Investor memperhatikan pembayaran yang akan segera jatuh tempo dan sedang mempersiapkan hasil alternatif,” tuturnya. Ant/reuters/

Arsip

BISNISTODAY – INSPIRE YOUR BUSINESS

PERTAMINA IS THE ENERGY

TRADE EXPO INDONESIA 2025

SOROTAN BISNISTODAY

Beritasatu Network

Related Articles

ASEANGLOBAL

KAI Angkat Transformasi Layanan di Forum ASEAN Railway CEOs 2025

JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (Persero) kembali menorehkan kiprah di panggung...

Presiden Nepal
GLOBALKawasan Global

Presiden Nepal Mundur Setelah PM KP Sharma Oli Lepas Jabatan di Tengah Kerusuhan

JAKARTA, Bisnistoday - Situasi politik Nepal memasuki babak genting. Presiden Nepal Ram Chandra...

Presiden Prabowo
GLOBALKawasan Global

Prabowo Hadiri Parade Militer 80 Tahun Kemenangan Perang Rakyat China di Beijing

JAKARTA, Bisnistoday – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menghadiri parade militer besar-besaran...

Presiden Trump
GLOBALKawasan Global

Presiden Trump Dan Putin Rundingkan Perdamaian Konflik Ukraina-Rusia

WASHINGTON, Bisnistoday – Pertemuan presiden kedua negara adikuasa dunia, antara Presiden AS,...