JAKARTA, Bisnistoday – Semangat sastra kembali menggema di Panggung Terbuka W.S. Rendra, Rawamangun. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, sukses menggelar Pentas Sastra di Badan Bahasa Tahun 2025 pada 13–17 Oktober 2025. Mengusung tema “Sastra Bersuara, Bahasa Berdaya,” acara ini menjadi napas baru dalam perayaan Bulan Bahasa dan Sastra Nasional.
Pentas ini merupakan inisiatif perdana dari Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra bekerja sama dengan Ikatan Duta Bahasa Nasional. Meski baru pertama kali diadakan, respons publik sungguh luar biasa: lebih dari 350 peserta dari berbagai daerah di Indonesia ikut serta, mulai dari Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, hingga Lampung. Setiap hari, puluhan penampil menunjukkan bakat terbaik mereka lewat musikalisasi puisi, teater, dongeng, dan monolog.
“Alhamdulillah, antusiasme masyarakat sungguh luar biasa. Ini bukti nyata bahwa sastra masih hidup di hati generasi muda,” ujar Hafidz Muksin, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
“Kami berharap Pentas Sastra tidak berhenti di sini, tapi terus hadir di berbagai daerah untuk menghidupkan literasi dan kesastraan Nusantara.”
Lintas Generasi, Satu Cinta untuk Sastra
Yang menarik, peserta datang dari berbagai usia dan latar belakang. Sri Asih, peserta berusia 62 tahun asal Pasuruan, mengaku terharu bisa tampil di panggung nasional.“Acara ini mempertemukan penampil dari berbagai generasi, dari anak-anak sampai yang sudah sepuh. Sastra membuat kita lebih manusiawi. Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut,” tuturnya.
Sementara itu, Habibul Malik, siswa SMA asal Cimahi, menyebut Pentas Sastra sebagai pengalaman berharga.“Melihat banyak teman yang berbakat membuat saya makin semangat. Sastra itu jembatan antara bahasa dan masa depan bangsa,” ujarnya.
Panggung Inspirasi dan Pembelajaran
Tak sekadar pertunjukan, kegiatan ini juga menghadirkan gelar wicara bersama pegiat literasi, penulis, dan praktisi seni. Para peserta diajak berdiskusi tentang peran bahasa dan sastra dalam membangun karakter bangsa. Menurut panitia, Nadhira Khalisaha, Duta Bahasa DKI Jakarta, semangat peserta sangat tinggi bahkan banyak yang datang dengan biaya sendiri.“Ini menunjukkan betapa besar kecintaan masyarakat terhadap sastra Indonesia,” katanya.
Pentas Sastra menjadi bagian dari peringatan Bulan Bahasa dan Sastra Nasional yang rutin digelar setiap Oktober, bertepatan dengan semangat Sumpah Pemuda 1928. Tahun ini, tema nasional “Bahasa Indonesia Berdaulat, Indonesia Maju” menguatkan misi Badan Bahasa dalam menjadikan sastra dan bahasa sebagai pilar pembangunan karakter bangsa.
Dengan partisipasi lintas usia dan energi kreatif yang melimpah, kegiatan ini diharapkan menjadi agenda tahunan yang memperkaya dunia literasi nasional. Sebab, seperti yang ditegaskan oleh Hafidz Muksin,“Ketika sastra bersuara, bahasa Indonesia berdaya — dan bangsa ini pun berbudaya.”//




