KAPUAS, Bisnistoday – Keberhasilan program strategis nasional Food Estate Kalteng, terletak pada tata kelola air, mulai dari hulu hingga hilir. Pengembangan kawasan food estate tersebut dilakukan melalui rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi yang dibangun secara bertahap. Hal ini ditegaskan oleh Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat meninjau program Food Estate di Kalteng, kemarin.
“Tata kelola air yang sedang dikerjakan Kementerian PUPR, bertujuan untuk mencegah terjadinya banjir dan dapat digunakan saat musim kemarau sebagai sumber pengairan,” kata Menko Luhut B Pandjaitan, disela-sela kegiatan peninjauan di Kapuas, Kalteng.
Meko Luhut B Pandjaitan didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko meninjau lokasi pengembangan lumbung pangan baru di luar Pulau Jawa atau food estate di Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Selasa (6/4).
Baca juga : Pemerintah Lakukan Koordinasi Tuntaskan Food Estate
Sementara, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pengembangan food estate di Kalteng untuk tanaman padi di lahan aluvial seluas 165.000 hektare (ha) merupakan lahan Eks-Pengembangan Lahan Gambut (PLG) dengan leading sector Kementerian Pertanian, dan telah dimulai sejak akhir September 2020. Pada tahap rehabilitasi dan peningkatan saluran irigasi di Blok A sekitar 2.000 ha, pengerjaan dilakukan guna memastikan saluran primer dan sekunder dapat mengalirkan air dengan baik.
Menteri Basuki menekankan pentingnya tata kelola air (water management) dengan tujuan untuk memastikan aliran air berjalan baik agar dapat mengurangi kadar keasaman yang ada di lahan rawa. “Pompa ditempatkan di titik-titik yang bisa menarik air dan agar ditambah. Ikuti aliran airnya pastikan berjalan,” pesan Menteri Basuki.
Rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi Blok A seluas 38.631 ha di lokasi pengembangan Food Estate Kalteng telah dimulai konstruksinya sejak 28 September 2020, dengan kontrak tahun jamak 2020-2022 senilai Rp 738,04 miliar. Pekerjaannya dilaksanakan oleh kontraktor PT. Wijaya Karya – Hutama Karya – Adipatria, KSO.
Dari total luas lahan di Blok A tersebut, sebanyak 17.257 ha, irigasinya akan direhabilitasi dan 21.374 ha akan ditingkatkan kondisinya. Pada tahun 2020 rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi rawa wilayah kerja Blok A (DIR UPT Dadahup) seluas 2.000 ha (A1 & A5) telah selesai 100%.
Tingkatkan Produktifitas
Tri Suparwanto, salah seorang petani yang ditemui saat kunjungan tersebut menyatakan, dampak utama dari pengembangan food estate Kalteng yang telah dimulai adalah kembali aktifnya pertanian yang produktif. “Sebelum ada program ini, lahan sempat terlantar ditinggal transmigran. Sekarang luas tanam meningkat dari sekitar 150-200 ha menjadi 425 ha, dengan produksi sekitar 4-5 ton per hektar. Perbaikan jaringan irigasi juga berpengaruh terhadap pengendalian banjir yang sempat terjadi sampai 1 meter masuk rumah di tahun 2005,” tuturnya.//