JAKARTA, Bisnistoday – Seluruh umat Katolik diminta untuk menyalakan lilin guna melawan perbudakan pada mome Paskah 2024. Hal tersebut diungkapkan oleh Uskup Keuskupan Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo saat Perayaan Paskah.
“Dosa perbudakan bukan hanya dosa pribadi, tetapi bisa juga dosa structural. Untuk itu, daripada meratapi kegelapan, lebih baik menyalakan lilin-lilin kecil, dan lilin-lilin kecil. Inilah yang kami coba nyalakan di Keuskupan Agung Jakarta,” ujar Suharyo kepada media di Gereja Katedral Jakarta, Minggu (31/3).
Suharyo mengutarakan, umat Keuskupan Agung Jakarta memahami, mempelajari, dan berusaha mewujudkan ajaran sosial gereja sejak dua tahun lalu.
“Kami menjalankan ajaran soal gereja itu yang pertama, hormat kepada martabat manusia, dan kedua, kesejahteraan manusia yang dirumuskan dalam sila kelima Pancasila atau dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, adil dan makmur,” tuturnya.
Ignatius Kardinal Suharyo menyampaikan, di tahun selanjutnya, Gereja Katedral akan lebih memperhatikan kondisi masyarakat yang tertinggal. “Tahun depan, kita akan lebih memperhatikan saudara-saudari kita yang tertinggal, di negara-negara maju masih banyak yang tertinggal meski ada jaminan sosial,” tuturnya.
Mengenai kesenjangan ekonomi yang semakin tinggi, lanjut Suharyo, Keuskupan Agung Jakarta terus berupaya untuk membuat berbagai program yang melibatkan pemberdayaan masyarakat.
“Di wilayah Paroki Katedral misalnya, UMKM, usaha-usaha kecil dihubungkan dengan orang-orang yang memiliki alat dan sarana, dihubungkan dengan pemerintah yang memang mempunyai kegiatan untuk mengembangkan usaha menengah kecil itu, berjuang untuk kebaikan bersama,” paparnya.
Tema Hari Paskah
Pada perayaan Paskah 2024, Keuskupan Agung Jakarta mengangkat tema solidaritas dan subsidiaritas. “Solidaritas artinya setia kawan, kalau mau berkembang kesejahteraan bersamanya, ya bersetia kawan. Itu dilakukan di dalam gereja sendiri, oleh lembaga-lembaga sosial gereja, itu semua dalam rangka solidaritas,” katanya.
Ia menegaskan, gereja juga turut andil mendiskusikan permasalahan sosial dan memberikan solusi melalui jalan-jalan yang kecil tetapi tetap bermakna.”Kita bisa membicarakan konsep-konsep besar, tetapi kita mencari dan menempuhnya lewat jalan-jalan kecil,” kata dia./Ant/