JAKARTA, Bisnistoday – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (19/09) ditutup menguat 58,64 poin ke posisi 7.761,39. Sementara indeks LQ45 naik 4,13 poin ke posisi 951,83. Penguatan mengikuti bursa regional Asia.
Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Selasa (10/09) menyebut, pasar bursa regional Asia di zona menguat di saat pelaku pasar menantikan rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang akan rilis pekan ini. Data itu akan menjadi bahan pertimbangan dan petunjuk besaran pemangkasan yang dilakukan oleh The Fed.
Selain itu, pasar dipengaruhi oleh ekspektasi The Fed yang membuka ruang memangkas suku bunga acuannya, seiring dengan CME FedWatch probabilitas 71 persen The Fed akan memangkas suku bunga acuannya pada September sebesar 25 basis poin.
Pasar tampaknya juga mengantisipasi pemangkasan suku bunga 25 basis poin dalam rapat European Central Bank (ECB) pada Kamis lusa, dan akan mencermati kemungkinan pemangkasan lebih lanjut tahun ini dari Presiden ECB Christine Lagarde.
Selain itu, pasar juga menantikan debat calon presiden AS Donald Trump dan Kamala Haris menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) AS pada 5 November 2024, tentunya visi dan misi capres dalam membawa AS kedepan akan menjadi perhatian pasar.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia mengungkapkan retail sales atau Indeks Penjualan Riil (IPR) periode Juli 2024 tercatat 212,4 atau tumbuh 4,5 persen year on year (yoy) dibandingkan bulan sebelumnya.
Peningkatan tersebut memberikan indikasi bahwa daya beli konsumen tetap terjaga.
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG bergerak ke zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sepuluh sektor menguat yaitu dipimpin sektor teknologi sebesar 2,21 persen, diikuti oleh sektor infrastruktur dan sektor barang konsumen primer yang masing- masing naik sebesar 0,61 persen dan 1 persen.
Sedangkan, satu sektor terkoreksi yaitu sektor industri turun paling dalam minus 1,25 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu PSAB, MTWI, PYFA, WIRG dan BABP. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni SMIL, KICI, VOKS, PART dan PICO.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.165.043 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 22,84 miliar lembar saham senilai Rp10,82 triliun. Sebanyak 306 saham naik 276 saham menurun, dan 215 tidak bergerak nilainya.
Baca juga:Awal Pekan IHSG Menguat, Rupiah Melemah
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain, indeks Nikkei melemah 56,60 poin atau 0,16 persen ke 36.159,19, indeks Hang Seng menguat 37,12 poin atau 0,22 persen ke posisi 17.234,08 indeks Shanghai menguat 7,69 poin atau 0,28 persen ke 2.744,18, dan indeks Strait Times menguat 19,87 poin atau 0,57 persen ke 3.516,40.
Rupiah Naik Tipis
Sementara itu di pasar uang, kurs rupiah terhadap dolar AS pada akhir perdagangan mendatar di tengah pasar mengantisipasi data inflasi Amerika Serikat (AS) Agustus 2024. Pada akhir perdagangan, rupiah ditutup naik tipis satu poin menjadi Rp15.455 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.456 per dolar AS.
“Investor masih berhati-hati mengantisipasi data inflasi AS besok yang merupakan data penting terakhir sebelum keputusan FOMC (Federal Open Market Committee) besok,” kata analis mata uang Lukman Leong seperti dikutif Antara.
Inflasi inti AS Agustus 2024 diperkirakan akan naik 0,2 persen secara bulanan atau month on month (mom) dan 3,2 persen secara tahunan atau year on year (yoy), sedangkan inflasi umum naik 0,2 persen mom dan 2,6 persen yoy.
Data tenaga kerja AS menunjukkan penambahan pekerjaan yang lebih sedikit dari perkiraan yaitu 142 ribu, namun pengeluaran pekerja meningkat 0,4 persen lebih tinggi dari perkiraan. Hal tersebut memicu kekhawatiran inflasi di AS akan sulit menurun.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa turun tipis ke level Rp15.447 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.446 per dolar AS./