Mengenang Lily Wahid dalam pandangan Ketua Umum Komite Ekonomi Rakyat Indonesia Semesta (KERIS), Ali Mahsun Atmo yang sungguh mengharukan. Lily Wahid dipandang sebagai tokoh masyarakat yang bersahaja berjuang untuk rakyat tanpa pamrih. Bahkan di akhir hayatnya, bekiau juga tidak mewariskan harta benda, karena tinggal bersama anaknya di bilangan Kota Wisata Cibubur.
Bagi Ali Mahsun, sosok Lily Wahid sebagai juru damai dan penggerak semangat bagi perbaikan kehidupan sosial rakyat yang lebih mapan. Kenyataan ini, seperti bertolak belakang dengan kehidupannya yang sederhana, tapi bersemangat besar dalam upaya membangkitkan usaha rakyat cilik.
“Jarang sekali sosok seperti beliau itu, semua orang merasa dekat tak pilih kasih. Sangat cocok sebagai pengayom wong cilik. Mudah menyelami kehidupan rakyat kelas bawah.”
Ali Mahsun merasa sangat kehilangan beliau, karena sebagai partner dan seorang pengayom. Pada pertemuan kongres ekonomi rakayt pada 24 Maret 2022 lalu, beliau dikukuhkan sebagai Dewan Pembina Komite Ekonomi Rakyat Indonesia Semesta (KERIS). “Saya merasa sangat bersedih, bahwa baru tahu Ibu Lily pun, tak punya apa-apa. Tinggal bersama anaknya, tak punya rumah,” ucap Ali Mahsun.
Sebagai Ketua Umum KERIS, Ali berencana mengukuhkan Ibu Lily Wahid sebagai Pelopor Anumerta Pejuang Ekonomi Rakyat. ” Ya saya merasa sosok Ibu Hajah Lily Wahid, pantas menerima penghargaan penjuang rakyat kecil dari KERIS,” tuturnya.
Nanti, tim KERIS juga mengundang Hariman Siregar sebagai sosok kawan seperjuangan Ibunda Lily Wahid pada perjuangan rakyat beberapa puluh tahun silam. Sosok Hariman, merupakan teman seangkatan dengan Ibu Lily Wahid. KERIS segera mengundang Bapak Hariman Siregar untuk diminta memyampaikan berbagai testimoni kiprah Ibu Lily semasa muda dalam perjuangan hingga menjelang akhir hayatnya.
“Ya saya merasa sosok Ibu Hajah Lily Wahid, pantas meneima penghargaan penjuang rakyat kecil dari KERIS.”
Ali Mahsun beranggapan, perjuangan rakyat untuk kesejahteraan dari masa kemerdekaan hingga sekarang belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan. Tidak sedikit warga yang malah kesulitan hidup pasca reformasi. Bahkan akhir-akhir ini kedaulatan rakyat semakin redup, ditengah gemerlapnya sebagian kaum hedonisme. Seperti Bu Lily tegaskan, periuangan untuk rakyat kecil tak pernah pudar.
Salah satunya semangat beliau itu menjadi suri tauladan bagi masyarakat terutama kehidupan berusaha wong cilik, pedagang pecel lele, pedagang pasar, PKL, para usaha warteg dan lainnya. Beliau memberikan taushiah dengan hati yang jernih, tampak raut muka yang bersahaja, sebagai pengayom rakyat.
Oleh : Ali Mahsun Atmo, Ketua Umum Komite Ekonomi Rakyat Indonesia Semesta (KERIS)




