JAKARTA, Bisnistoday – PT Pos Indonesia (Persero) disebut juga PosIND menyalurkan bantuan kepada lebih dari 4,2 juta keluarga penerima manfaat (KPM) dalam Triwulan I-2025 di seluruh Indonesia. Seperti tahun-tahun sebelumnya bantuan sosial (bansos) yang sudah berjalan lebih dari 5 tahun, dan secara reguler bergulir hingga saat ini adalah bansos PKH yakni Program Keluarga Harapan (PKH) dan Program Sembako.
Haris, Direktur Bisnis Jasa Keuangan PT Pos Indonesia di Jakarta, Senin (17/3), memaparkan pernak pernik bisnis sekaligus kinerja yang dilakukan divisi Bisnis jasa Keuangan PosIND. “Untuk Triwulan I-2025 ini, Pos Indonesia memperoleh alokasi sebanyak lebih kurang 4,2 juta penerima manfaat. Dan itu kita mulai kemarin menjelang Ramadan di tanggal 21 Februari 2025. Dalam 10 hari, sejak tanggal 2 Maret kemarin kita telah berhasil menyalurkan sebanyak 3,5 juta keluarga penerima manfaat dengan total anggaran yang sudah kita salurkan sebanyak Rp2,6 triliun,” jelas Haris.
Menurut Haris, pencapaian ini menunjukkan komitmen kuat perusahaan dalam mendukung program pemerintah, meskipun terdapat tantangan di beberapa wilayah. “Jadi secara rata-rata, sesuai dengan target kita 10 hari pertama itu. Alhamdulillah kita sudah bisa menyalurkan 90 persen, kecuali untuk daerah Papua Barat. Karena memang kondisi daerah yang memang memaksa kita agak sedikit terlambat ya,” akunya.
Wilayah Jawa Terbesar
Lebih lanjut Haris menjelaskan, daerah di Jawa memang paling tinggi pencapaiannya. Khususnya Jawa Barat, menjadi wilayah dengan capaian tertinggi dalam realisasi penyaluran bansos yang dilakukan Pos Indonesia dibandingkan berbagai wilayah lain di Indonesia
“Kalau kita lihat data itu, Alhamdulillah yang paling tinggi capaiannya itu ada di daerah Jawa Barat. Jawa Barat itu mencapai 98 persen. Jadi posisi tanggal 2 itu mereka sudah bisa mencapai 98 persen. Karena memang kondisi daerah mendukung ya. Jawa Barat kita lihat transportasi dan sebagainya relatif lebih lancar. Sehingga Alhamdulillah di posisi yang teratas pada saat 2 Maret ke Maret 10 hari kita menyalurkan itu sudah ada di angka 98 persen,” kata Haris.
Situasi berbeda di belahan wilayah lain khususnya wilayah dengan topogragi wilayah pegunungan dan aksesibilitas yang terbatas, seperti di Papua. “Di Papua Barat itu memang kondisinya menantang ya, dengan kondisi geografis yang sulit diakses, sehingga pencapaiannya agak terlambat dibandingkan daerah lain,” kata Haris./