JAKARTA, Bisnistoday – Lembaga Survei Indonesia (LSI) kembali merilis hasil survei dengan tema “Elektabilitas di Masa akhir Kampanye dan Peluang Pilpres Satu atau Dua Putaran,” yang digelar, Sabtu (10/2/2024).
LSI merilis hasil survei elektabilitas pasangan capres-cawapres di akhir masa kampanye Pilpres 2024.
Dalam survei kali ini, LSI melakukan simulasi surat suara pasangan capres-cawapres kepada responden. Hasilnya menunjukkan bahwa elektabilias paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berada di angka lebih dari 50 persen. Hasil itu membuat peluang Prabowo-Gibran menang satu putaran dalam Pilpres 2024.
Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan mengatakan, saat simulasi LSI memberikan pertanyaan kepada responde ‘jika pemilihan Presiden diadakan sekarang, siapa yang akan bapak/ibu pilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden di antara pasangan berikut ini?’.
Dari pertanyaan itu, responden kemudian memberikan respon dengan hasil bahwa paslon Prabowo-Gibran berada di angka 51,9 persen. Sementara Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 23,3 persen dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD ada di angka 20,3 persen. Sementara itu, responden yang belum memberikan jawaban sebanyak 4,4 persen.
“Pertanyaan tadi, satu atau dua putaran kalau angka ini memang terjadi pada hari-H bahwa kemungkinan besar bakal satu putaran,” kata Djayadi Hanan di Jakarta, Sabtu (10/2/2024).
Di sisi lain, LSI juga melakukan survei dengan simulasi tertutup tiga nama capres. Pertanyaan pada simulasi itu yakni ‘jika pemilihan Presiden diadakan sekarang, siapa yang akan bapak/ibu pilih sebagai Presiden dan di nama-nama berikut ini?’.
Pada simulasi tertutup tiga nama tanpa capres, Prabowo Subianto kembali berada di posisi teratas dengan angka 50,0 persen. Di posisi kedua ada Anies Baswedan dengan 22,7 persen dan posisi terendah 19,6 persen yang ditempati Ganjar Pranowo.
Survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan kuesioner pada 1.220 responden di seluruh Indonesia. Survei dilakukan pada tanggal 29 Januari-5 Februari 2024 dengan margin of error +- 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Responden terpilih diwawancarai secara tatap muka oleh pewawancara yang sudah terlatih. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.