JAKARTA, Bisnistoday- Direktur riset Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Piter Abdullah memproyeksikan ekonomi Indonesia pada kuartal III dan IV tahun ini akan membaik, tapi masih mengalami pertumbuhan negatif akibat COVID-19.
“Kuartal III ini kita yakini masih negatif. Triwulan IV juga kita perkirakan masih negatif. Membaik tapi tetap negatif.”
Piter Abdullah
“Kuartal III ini kita yakini masih negatif. Triwulan IV juga kita perkirakan masih negatif. Membaik tapi tetap negatif,” katanya di Jakarta, Senin (31/8).
Piter menyatakan perekonomian Indonesia berpotensi tumbuh negatif di kuartal III dan IV karena sumber permasalahannya adalah masih adanya wabah COVID-19.“Negatif itu sebenarnya disebabkan oleh wabah jadi selama wabahnya masih ada meskipun kita otak-atik ekonominya percuma. Ya tetap akan negatif,” ujarnya.
Menurut Piter, berbagai pemberian stimulus dan bantuan oleh pemerintah selama ini adalah bertujuan agar perekonomian tidak mati dan bukan supaya kembali normal.
Ia menuturkan konsumsi dan investasi akan tetap turun selama wabah masih berlangsung sehingga bantuan dari pemerintah tidak akan mampu membuat perekonomian tumbuh positif.“Kalau mendorong perekonomian sampai positif itu tidak mungkin, jadi tujuannya adalah menyelamatkan masyarakat agar tetap bisa bertahan hidup,” katanya.
Ia mencontohkan orang bergaji Rp4 juta per bulan terkena PHK kemudian mendapat bantuan Rp600 ribu dari pemerintah maka tingkat konsumsi masyarakat tersebut tidak setinggi seperti saat masih bekerja.“Dengan Rp600 ribu kita berharap konsumsi naik seperti waktu dia gajinya Rp4 juta kan tidak mungkin. Jadi konsumsinya tetap turun tapi tetap melakukan konsumsi dan tetap hidup,” ujarnya.
Meski demikian, Piter menyatakan pemerintah masih harus melakukan ekspansi terhadap berbagai insentif, stimulus, dan bantuan sosial (bansos) terutama untuk masyarakat yang benar-benar terdampak.
“Mungkin sekarang masih ada keluhan yang dibantu siapa, yang kena PHK siapa. Artinya bantuan itu belum menyentuh semua yang membutuhkan,” tegasnya.
Oleh sebab itu ia menyarankan agar pemerintah dapat terus memperbaiki data terkait penerima manfaat agar bantuan mampu tersalurkan secara cepat dan tepat.“Kalau mau ditambah ya perlu ditambah agar semua yang terdampak mendapat bantuan,” ujarnya.Ant/