www.bisnistoday.co.id
Sabtu , 14 Desember 2024
Home LIFESTYLE Trends & Mode Jangan Terlalu Menggantungkan Teknologi
Trends & Mode

Jangan Terlalu Menggantungkan Teknologi

SEMINAR PARAMADINA
SEMINAR Internasional sebagai Rangkaian Dies Natalis ke-26 Universitas Paramadina, di Jakarta./
Social Media

JAKARTA, Bisnistoday – Masyarakat khususnya kaum pelajar dan mahasiwa diharapkan tidak terlalu menggantungkan diri pada teknologi, karena teknologi bisa saja salah. Hal ini diungkapkan Totok Amin Soefijanto, dalam Seminar Internasional sebagai Rangkaian Dies Natalis ke-26 Universitas Paramadina bekerjasama dengan Universitas Kebangsaan Malaysia dengan tema “Pembelajaran Inovatif di Era Digital: Tantangan & Strategi” di Aula, Universitas Paramadina Kampus Cipayung, Senin (5/2).

Totok yang juga Dosen Universitas Paramadina ini mengingatkan bahwa kampus merupakan salah satu institusi yang terancam di masa depan. “Agar tidak terjadi demikian, manusia harus mengatur waktu dalam penggunaannya, mengatasi gangguan digital dan lain sebagainya” tuturnya.

Kinerja dari guru atau tenaga pendidik lanjut Totok, sangat berpengaruh bagi orang tua dan murid atau mahasiswa. “Terkadang saya sendiri sewaktu menjabat sebagai wakil rektor sempat menangani berbagai permasalahan sebagai contoh padahal mahasiswa yang bersalah sehingga mengulang mata kuliah, akan tetapi yang disalahkan adalah dosen dan pihak universitas” kata Totok.

Ia juga menekankan bahwa beberapa hal yang dapat mendorong anak menjadi lebih aktif dan berpikir kritis adalah melakukan kolaborasi, interaksi, serta aktivitas pendukung lainnya.

Novel Anak Lyndon dosen di Universitas Kebangsaan Malaysia memaparkan prediksi mengenai beberapa negara yang akan sangat berhasil kedepannya adalah Cina dan India. “Perbedaan culture, value dan berbagai hal lainnya dalam sebuah negara harus disatukan dan dicetuskan menjadi suatu hal yang dapat dijadikan acuan dan tujuan” kata Novel.

Lyndon juga mengingatkan pentingnya masyarakat Indonesia membawa isu mengenai pemikiran, budaya, makanan dan lain sebagainya terkhusus pada bagi pekerja Indonesia di Malaysia. Sehingga masyarakat Malaysia dapat menerima masyarakat Indonesia karena menganggap bahwa serumpun dan seagama Islam.

Mohd Nor Shahizan Ali dosen Universitas Kebangsaan Malaysia memaparkan bahwa tren komunikasi berubah 360 derajat dalam membuat semua pemikiran dan makna, sehingga sekarang dikenal dengan smart society.

“Society sudah berubah karena mengubah kemahiran dengan adanya teknologi, terkhusus dengan  hadirnya Artificial Intelligence AI)” kata Shahizan.

“Smart society ini sudah mengubah kebiasaan masyarakat dan remaja dimana dengan kehadiran smartphone, dikhawatirkan akan menjadi sesat dan hilang didalam kegelapan” tambah Shahizan.

“Saat ini banyak anak remaja khususnya siswa dan mahasiswa tidak menggunakan pemikirannya, sehingga tidak dapat berpikir dengan baik dan hanya mengandalkan AI,” paparnya.//

Arsip

BISNISTODAY – INSPIRE YOUR BUSINESS

PERTAMINA IS THE ENERGY

TAWWAFI TOUR LUNCURKAN PAKET UMROH

SOROTAN BISNISTODAY

Beritasatu Network

Related Articles

Trends & Mode

Inovasi Baru Styling Rambut untuk Gaya Natural dan Tahan Lama

JAKARTA, Bisnistoday - Inovasi dalam perawatan dan styling rambut terus berkembang untuk...

Pekerja Malam
Trends & Mode

Survei SEEK : Mencari Kerja dan Mencari Jodoh Sama Sulitnya

JAKARTA, Bisnistoday – Lembaga survey independent, SEEK, perusahaan induk dari Jobstreet by SEEK,...

HAPERNAS
Trends & Mode

Bagaimana Membuat Gen Z dan Milenial Tertarik Kembali Membeli Rumah 

JAKARTA, Bisnistoday - Generasi muda, khususnya Gen Z dan Milenial, memang menghadapi...

Trends & Mode

Juri Mister International 2024, Rea Wiradinata Bangga Perkenalkan Batik Indonesia ke Dunia

JAKARTA, Bisnistoday - Mister International 2024, edisi ke-16 dari kontes pria internasional...