www.bisnistoday.co.id
Minggu , 19 Januari 2025
Home EKONOMI Lima Target SDGs Terancam Tak Tercapai
EKONOMI

Lima Target SDGs Terancam Tak Tercapai

Social Media

JAKARTA, Bisnistoday- Lima target dalam program tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) terancam tidak tercapai akibat adanya pandemi Covid-19.

Hal tersebut dikatakan oleh Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia, Agung Firman Sampurna  dalam Webinar Internasional Ensuring Transparency and Accountability in Covid-19 Pandemic: a Multi-Stakeholder Approach/Perspective di Jakarta, Senin (11/1).

Agung menyebutkan target program SDGs yang berpotensi tidak tercapai adalah nomor tiga yaitu memastikan kehidupan yang sehat dan mempromosikan kesejahteraan untuk semua usia.

Kemudian target SDGs nomor satu yaitu mengakhiri kemiskinan ekstrem dalam segala bentuk, SDGs nomor 10 yaitu mengurangi ketidaksetaraan, serta SDGs nomor dua yaitu mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan peningkatan gizi.

Terakhir adalah dan target program SDGs nomor empat yaitu memastikan pendidikan berkualitas yang inklusif dan adil serta mempromosikan kesempatan belajar seumur hidup bagi semua.

Ia menyatakan kelima target program SDGs tersebut terancam tidak tercapai karena hingga saat ini pandemi COVID-19 belum mereda dan justru memasuki gelombang kedua di beberapa negara.

Hal ini terlihat dari jumlah korban yang masih terus meningkat secara global yaitu mencapai lebih dari 90,2 juta orang dengan jumlah korban meninggal sebanyak 1,93 juta jiwa.

Di Indonesia sendiri hingga 10 Januari 2020 telah mencapai 818 ribu kasus dengan total kematian sebanyak 23.947 jiwa dan penambahan per hari pada seminggu terakhir lebih dari 10 ribu orang.

“Pandemi Covid-19 merupakan tantangan yang sangat besar. Tidak ada satu negara pun yang siap menghadapinya dan masih berjuang untuk mengatasinya,” ujarnya.

Tak hanya itu, krisis kesehatan ini juga telah membuat ekonomi dunia dalam kondisi buruk, mendorong jutaan orang kembali ke dalam kemiskinan, memperburuk ketimpangan dan memaksa banyak orang untuk tetap tinggal atau kembali ke hidup dalam kemiskinan ekstrim.

“Hal ini dapat diukur dengan mempengaruhi kapasitas keluarga dalam menyediakan kebutuhan seperti makanan dan pendidikan bagi keluarganya,” jelasnya.

Menurutnya, pandemi COVID-19 memperparah keadaan yang sebelumnya telah mengalami empat gangguan global lainnya seperti krisis keuangan pada 2008, dan krisis teknologi atau Industri 4.0 pada 2009, krisis politik pada 2016.

“Kami tidak punya pilihan lain selain merangkul situasi dan membiasakannya dengan mengadaptasi normal baru,” tegasnya./

Arsip

BISNISTODAY – INSPIRE YOUR BUSINESS

PERTAMINA IS THE ENERGY

TAWWAFI TOUR LUNCURKAN PAKET UMROH

SOROTAN BISNISTODAY

Beritasatu Network

Related Articles

EKONOMISektor Riil

Pemerintah Perlu Sosialisasi Ulang TKDN Agar BUMN dan Kontraktor EPC Tak Langgar Aturan

JAKARTA, Bisnistoday – Pemerintah terus berupaya mengoptimalkan penggunaan produk dalam negeri di...

EKONOMISektor Riil

Kontroversi Tambang Nikel Sultra, Sosok Arinta Nila Hapsari Disebut-sebut Terkait

JAKARTA, Bisnistoday - Arinta Nila Hapsari, nama yang kini semakin dikenal di...

EKONOMISektor Riil

Munas ASPAKI, Luhut: Saatnya Alat Kesehatan Indonesia Bersaing di Pasar Global

JAKARTA, Bisnistoday - Industri alat kesehatan Indonesia semakin menunjukkan potensi besar, dan...

EKONOMISektor Riil

Brand dengan Kepuasan Pelanggan Tertinggi Raih Top Customer Satisfaction Award 2024

JAKARTA, Bisnistoday – Kepuasan pelanggan merupakan salah satu tolok ukur penting dalam...