JAKARTA, Bisnistoday – Pergerakan pasar saham pada perdagangan pada Rabu (15/1) luar biasa seperti hujan di siang bolong, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus rally hingga pada penutupan di level 7079 atau menguat 1,8%.
“Pasar sangat merespon positif terhadap langkah Bank Indonesia, yang diluar dugaan sepakat menurunkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 5,75%,” ungkap Rully Arya Wisnubroto, Senior Economist Mirae Asset Sekuritas di Jakarta, Kamis (16/1).
Ia menguraikan, langkah Bank Indonesia ini didasarkan kepada perkembangan ekonomi Indonesia saat ini yang cenderung mengalami perlambatan seiring pelemahan permintaan di dalam negeri.
Hal ini juga cukup mengejutkan, mengingat ketidakpastian pasar yang sangat tinggi yang menyebabkan pelemahan Rupiah yang cukup signifikan. Karena tekanan terhadap Rupiah tersebut, maka Tim Riset sebelumnya memperkirakan bahwa saat ini penurunan BI rate belum memungkinkan.
“Rupiah kemarin untuk pertama kalinya ditutup di atas level IDR16.300 per Dollar sejak akhir bulan Juli 2024,” tuturnya.
Net Buying di Pasar Saham
Rully Arya Wisnubroto mengatakan, menyusul penurunan BI rate tersebut, tidak hanya IHSG yang mengalami kenaikan signifikan, investor asing pun mencatatkan net buying yang tergolong cukup besar, IDR594miliar.
Menurutnya, saham-saham unggulan mengalami kenaikan cukup signifikan terutama saham-saham perbankan, yaitu BBRI, BMRI, dan BBCA yang masing-masing naik 7,6%, 6,5%, dan 2,9%. ASII juga naik tajam, sebesar 4%.
“Kami melihat bahwa BI akan tetap berhati-hati dalam menetapkan kebijakan ke depan, dan melihat perkembangan data-data ekonomi dan pasar ke depan. Kami memperkirakan BI masih terbuka ruang penurunan suku bunga di pertengan tahun ini, dengan tetap melihat berbagai peluang dan risiko, tetap seimbang antara pro-stability and pro-growth.”/