JAKARTA, Bisnistoday – Sejalan dengan kinerja yang terus bertumbuh positif, Garuda Indonesia turut mencatatkan pertumbuhan fundamen kinerja keuangan dan operasi yang solid. Hal ini salah satunya direpresentasikan melalui posisi EBITDA FY 2023 yang terus mencatatkan improvement dibandingkan kinerja FY 2022.
Selain itu, liabilitas jangka pendek Garuda Indonesia juga mencatatkan penurunan sekitar 30% dari tahun 2022 sebesar US$1,681,029,672 menjadi US$1,165,155,552. Penurunan liabilitas jangka pendek ini menjadi inidikator penting dalam menggambarkan soliditas penyehatan kinerja keuangan khususnya terkait nilai utang usaha pada tahun kinerja berjalan.
Selain itu, indikator ASK (available seat kilometer) juga menunjukkan pertumbuhan yang positif sebesar 33,5% dari tahun 2022 lalu. Angkutan kargo yang sebelumnya menunjukan tren penurunan hingga pertengahan tahun lalu, pada penutup tahun kinerja 2023 juga menunjukan pertumbuhan dengan outlook yang positif yakni sebesar 11,3 % menjadi 48,5 ribu ton pada kuartal 4-2023 jika dibandingkan dari tahun kuartal 3-2023 sebesar 44,1 ribu ton.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengungkapkan, dengan beberapa indikator tersebut, langkah akselerasi kinerja usaha Garuda Indonesia di tahun 2024 ini akan difokuskan pada upaya memaksimalkan potensi revenue pada lini komersial termasuk kargo dan penerbangan berjadwal dan tidak berjadwal serta ancillary revenue, penyelarasan landasan kinerja korporasi terkait dengan pengelolaan beban usaha secara ideal hingga optimalisasi tatalaksana manajemen risiko dalam mengukur kemampuan pemenuhan kewajiban usaha perusahaan secara jangka panjang.
Momentum Recovery
Irfan mengatakan, pasca restrukturisasi, Garuda Indonesia terus melakukan pembenahan optimalisasi kinerja sejalan dengan proyeksi pemulihan industry penerbangan yang diperkirakan akan tumbuh bertahap. “Dirampungkannya restrukturisasi pada akhir tahun 2022 lalu, memberikan kesempatan bagi Perusahaan untuk melakukan perubahan fundamen secara menyeluruh pada seluruh landasan bisnis kinerja usaha yang keseluruhan prosesnya kami lakukan secara prudent,” jelasnya.
Irfan memaparkan, dengan fundamen kinerja yang secara bertahap terus menunjukan pemulihan yang konsisten termasuk melalui langkah perbaikan ekuitas yang terukur, manajemen perseroan optimis tahun 2024 akan menjadi tahun yang monumental dalam langkah akselerasi kinerja usaha Garuda Indonesia. “Sejalan dengan proyeksi IATA yang meramalkan industri penerbangan di tahun 2024 akan menyelesaikan fase recovery-nya secara bertahap.”
Baca juga: Garuda Indonesia Tingkatkan Frekuensi Penerbangan di 5 Rute Internasional
“Berangkat dari capaian kinerja yang menunjukkan upaya perbaikan dan luasnya potensi pengembangan usaha yang dapat dimaksimalkan di fase pascapandemi, kami optimis mengejar akselerasi performa Perusahaan yang adaptif, agile sehingga siap untuk menjadi bisnis yang menguntungkan,” tutup Irfan./