JAKARTA, Bisnistoday- Pemerintah menegaskan terus menjaga keberlangsungan fiskal di 2020. Secara keseluruhan, realisasi APBN sampai dengan April 2020 dipengaruhi pandemi Covid-19 yang mengakibatkan penurunan penerimaan dan peningkatan kebutuhan belanja untuk penanganan wabah.
“Belanja pemerintah pusat, kalau kita lihat belanja pegawai itu relatively flat, realisasinya sudah Rp68 triliun. Sementara belanja barang Rp52,9 triliun itu realisasi sampai 30 April adalah kontraksi 18,8% dibandingkan yang tahun lalu.”
Suahasil
Realisasi belanja negara sampai akhir April 2020 mencapai Rp623,98 triliun dari pagu APBN-Perpres 54/2020, yang dilakukan melalui belanja pemerintah pusat Rp382,53 triliun.
“Belanja pemerintah pusat, kalau kita lihat belanja pegawai itu relatively flat, realisasinya sudah Rp68 triliun. Sementara belanja barang Rp52,9 triliun itu realisasi sampai 30 April adalah kontraksi 18,8% dibandingkan yang tahun lalu,” tegas Wakil Menteri Keuangan (Menkeu) Suahasil Nazara dalam Konferensi Pers APBN KiTa Edisi Mei 2020 secara teleconference pada Rabu (20/05).
Menurut Wamenkeu hal ini berarti bahwa kementerian dan lembaga sudah mulai menyetop belanja barangnya sementara untuk belanja modal beberapa waktu yang lalu ketika di Januari dan Februari, pemerintah pusat mendorong untuk percepatan kontrak.
“Hal ini berakibat belanja modalnya juga menjadi lebih kuat. Realisasi sampai dengan 30 April Rp20,7 triliun lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun lalu yang Rp15,9 triliun. Ini adalah karena di Januari dan Februari memang pemerintah mendorong percepatan kontrak dari belanja-belanja modal ini agar bisa lebih cepat dibelanjakan,” jelasnya. idx/