www.bisnistoday.co.id
Sabtu , 18 Januari 2025
Home BURSA & KORPORASI Bursa Jelang Rilis Data Inflasi AS, IHSG dan Rupiah Menguat
Bursa

Jelang Rilis Data Inflasi AS, IHSG dan Rupiah Menguat

IHSG dan rupiah menguat
IHSG dan rupiah pada perdagangan Selasa (9/11) kembali menguat
Social Media

JAKARTA, Bisnistoday – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan kurs rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (15/05) ditutup menguat.

IHSG ditutup menguat 96,07 poin ke posisi 7.179,83. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 8,81 poin ke posisi 901,39.

“Bursa regional Asia cenderung bergerak mixed, seiring sikap pelaku pasar yang merespons pernyataan ketua The Fed Jerome Powell sehubungan dengan rilis United States Producer Prices atau US PPI Final Demand bulanan yang naik dari sebelumnya minus 0,1 persen (mtm) menjadi 0,5 persen (mtm),” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu (15/05).

Adapun, US PPI Final Demand secara tahunan naik dari sebelumnya 1,8 persen (yoy) menjadi 2,2 persen (yoy) dan mengungkapkan hasil ini tidak sepenuhnya menunjukkan inflasi masih tinggi, tapi hasilnya beragam.

Sehingga, pelaku pasar optimistis tidak akan menaikkan suku bunga acuannya, dimana sebelumnya Powell juga mengulangi bahwa saat ini bukan tentang menaikkan suku bunga tapi sampai kapan suku bunga saat ini dipertahankan.

Pada Rabu (15/05) malam waktu Indonesia, AS akan melaporkan data inflasi yang diproyeksikan masih di atas level 3 persen, dari sebelumnya pada Maret 2024 berada di level 3,4 persen.

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia periode April 2024 kembali mencatatkan surplus sebesar 3,56 miliar dolar AS.

Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, delapan sektor meningkat yaitu dipimpin sektor barang baku sebesar 2,43 persen, diikuti sektor keuangan dan sektor infrastruktur yang masing-masing naik 0,93 persen dan 0,70 persen.

Sedangkan delapan sektor terkoreksi yaitu sektor industri turun paling dalam minus 0,23 persen, diikuti sektor properti dan sektor kesehatan yang masing-masing minus 0,19 persen dan 0,05 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu KJEN, SOLA, NASI, CHEM dan PTRO. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni TAXI, KICI, TAPG, PICO dan MPXL.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.123.351 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 17,04 miliar lembar saham senilai Rp12,01 triliun. Sebanyak 296 saham naik, 257 saham menurun, dan 224 tidak bergerak nilainya.

Baca juga: IHSG Menguat Ditopang Surplus Neraca Perdagangan Desember 2023

Bursa saham regional Asia sore ini antara lain, indeks Nikkei menguat 29,59 poin atau 0,08 persen ke 38,385,69, indeks Shanghai melemah 28,87 poin atau 0,82 persen ke 3.119,89, dan indeks Strait Times menguat 23,93 poin atau 0,72 persen ke 3.289,41. Sementara itu, indeks Hang Seng (Hong Kong) libur memperingati hari libur nasional negara tersebut.

Rupiah Naik

Di pasar uang, kurs terhadap dolar AS naik 72 poin  menjadi Rp16.028 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.100 per dolar AS.

“Kuatnya kinerja rupiah didukung oleh penurunan yang terjadi pada mata uang dolar AS setelah rilis data PPI yang menguat di atas ekspektasi, sehingga menandakan bahwa inflasi masih tetap tinggi,” kata analis ICDX Taufan Dimas Hareva seperti dikutif Antara.

Taufan menuturkan data PPI memberikan lebih banyak pembenaran untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama oleh bank sentral AS atau The Fed sehingga menopang kenaikan rupiah.

Indeks Harga Produsen AS mencapai tingkat tertingginya dalam satu tahun terakhir. Biro Statistik Tenaga Kerja menunjukkan pada Selasa, angka PPI AS naik 2,2 persen secara tahunan atau year on year (yoy) pada April 2024, dibandingkan kenaikan 1,8 persen yang tercatat pada Maret 2024, dan sejalan dengan estimasi.

PPI Inti, tidak termasuk biaya pangan dan energi, naik 2,4 persen secara tahunan pada periode yang sama, dibandingkan dengan kenaikan 2,1 persen pada bulan sebelumnya dan sesuai dengan ekspektasi.

Secara bulanan, PPI dan PPI inti keduanya naik 0,5 persen month on month (mom) di bulan April. Saat ini, para pelaku pasar akan berfokus pada rilis angka Indeks Harga Konsumen (IHK) atau inflasi AS, dan diperkirakan akan tetap stabil di 0,4 persen mom, dengan IHK secara tahunan (yoy) pada April 2024 diperkirakan turun menjadi 3,4 persen dari sebelumnya 3,5 persen.

Inflasi CPI (indeks harga konsumen) inti akan menarik perhatian investor dan diperkirakan akan turun menjadi 3,6 persen (yoy) dibandingkan sebelumnya 3,8 persen. Jika data CPI yang akan datang sesuai ekspektasi, hal tersebut dapat memicu prospek penurunan suku bunga.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu naik ke level Rp16.070 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.131 per dolar AS./

Arsip

BISNISTODAY – INSPIRE YOUR BUSINESS

PERTAMINA IS THE ENERGY

TAWWAFI TOUR LUNCURKAN PAKET UMROH

SOROTAN BISNISTODAY

Beritasatu Network

Related Articles

Rully Arya Wisnubroto
Bursa

Stimulus Kuat, Pasar Saham Merespon Positif Penurunan BI Rate

JAKARTA, Bisnistoday – Pergerakan pasar saham pada perdagangan pada Rabu (15/1) luar...

GEDUNG BEI
Bursa

Bakal Rally Lagi, IHSG Menguji Level 7.126

JAKARTA, Bisnistoday – Tim Riset Mirae Asset Sekuritas memprediksi pergerakan Indeks Harga...

Mirae Asset
Bursa

Mirae Asset : Saatnya Koleksi Saham Berdividen Tinggi

JAKARTA, Bisnistoday - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyarankan investor untuk berinvestasi...

GEDUNG BEI
Bursa

Tekanan Jual Belum Reda, IHSG Masih Konsolidasi

JAKARTA, Bisnistoday – Tim Mirae Asset Sekuritas memperkirakan, pergerakan Indeks Harga Saham...