BOGOR, Bisnistoday – Pemerintah pusat dan daerah serta stakeholders diminta serius mengantisipasi adanya potensi “macet horror” khususnya di jalur wisata favorit seperti wilayah Puncak, Bogor. Seperti yang terjadi pada libur Maulid Nabi Muhammad SAW pada September 2024, di mana kemacetan terjadi hampir 24 jam dimana antrean kendaraan mencapai 16 kilometer.
Ki Darmaningtyas, Ketua INSTRAN (Institut Studi Transportasi) dalam keterangannya di Bogor, Jumat (14/12), kemacetan horror itu disebabkan besarnya volume kendaraan bermotor pribadi yang lewat, sementara kapasitas jalannya tidak bertambah. “Baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, kepolisian, masyarakat, dan sektor swasta yang melibatkan pelaku usaha wisata dan transportasi perlu membangun upaya penyelesaian tantangan kepadatan lalu lintas masa libur Nataru, khususnya di kawasan Jabodetabekpunjur.”
Diketahui, Institut Studi Transportasi (INSTRAN) mengadakan diskusi publik bertajuk “Destinasi Wisata Alternatif di Jabodetabekpunjur dalam Menjawab Tantangan Kepadatan Lalu Lintas Masa Libur Nataru.” Diskusi ini, menghadirkan, Kadis Pariwisata, Provinsi Jabar Barat Benny Bachtiar; Kasubdit Angkutan Orang Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bayu; Kabid Industri Pariwisata, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Iffan; Kaur Operasional Satlantas Polres Bogor, Iptu Ardian Novianto Ashari,; dan Pengamat Perkotaan Universitas Trisakti Dr. Yayat Supriatna.
Darmaningtyas mengutarakan, beberapa destinasi wisata di Jabodetabek yang diperkirakan ramai pada libur akhir tahun adalah Taman Impian Jaya Ancol, Kebun Binatang Ragunan, Taman Mini Indonesia Indah, Kebun Raya Bogor, Kota Tua Jakarta, Taman Safari Bogor, Kawasan Puncak Cipanas, dan Kepulauan Seribu.
Sebagaimana kita ketahui bersama, kawasan Puncak Bogor sebagai destinasi favorit sejak 1970-an, karena menawarkan pemandangan pegunungan yang indah dan udara yang segar. Di sisi lain insfrastruktur jalan menuju ke Puncak tidak mengalami perluasan signifikan, sering sering mengalami kemacetan parah akibat tingginya volume kendaraan pribadi menuju lokasi wisata seperti Taman Safari Indonesia, Gunung Pancar, hingga Agrowisata Gunung Mas.
Berbagai upaya telah dilakukan, seperti rekayasa lalu lintas (ganjil-genap, sistem buka tutup, dan satu arah (one-way), penertiban pedagang kaki lima, bahkan pernah ada program penyediaan bus rute Pasaraya Blok M ke Taman Safari Indonesia.
Menurutnya, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, kepolisian, masyarakat, dan sektor swasta yang melibatkan pelaku usaha wisata dan transportasi perlu membangun upaya penyelesaian tantangan kepadatan lalu lintas masa libur Nataru, khususnya di kawasan Jabodetabekpunjur.
“Berbagai langkah seperti promosi destinasi wisata alternatif hingga penataan kawasan Puncak Bogor menjadi ulasan dalam mengatasi tantangan kepadatan lalu lintas Puncak setiap masa liburan. Dengan kerja sama lintas sektor, momentum libur akhir tahun dapat dinikmati oleh masyarakat dengan lebih selamat, nyaman dan lancar.”
Destinasi Wisata Favorit
Kadis Pariwisata, Provinsi Jabar Barat Benny Bachtiar mengatakan, bahwa banyak destinasi wisata favorit tidak hanya di Puncak, Bogor. Seperti di Wilayah Cirebon, Wisata di Indramayu, Kab.Majalengka, maupun Destiasi Wilayah, Kuningan yang menarik untuk dikunjungi. “Masyarakat juga diharapkan bisa tersebar, dalam memasuki liburan Nataru melalui destinasi wisata alternatif.”
Demikian juga, untuk wilayah DKI Jakarta, menurut Kabid Industri Pariwisata, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Iffan menguraikan, banyak destinasi wisata di Kota Jakarta yang secara khusus digelar dalam malam Nataru. Seperti wisata budaya, beberapa lokasi wisata kuliner serta wista edukasi yang cukup terbuka luas.
“Khusus malam tahun baru, berbagai ajang menarik, seperti Gemilang Silang Monas, Semarak Dekade – Lapangan Banteng, Melodi Jakarta – Jalan MH Thamrin dan Jalan Sudirman, Kirana Jakarta – Bundaran HI, Jakarta Light Festival – Kota Tua, Malam Tahun Baru Tingkat Kota dan Kabupaten (6 Lokasi), Taman Mini Indonesia Indah maupun di Ancol Taman Impian. Pesanan hotel di daerah favorite sebagian besar sudah ludes terjual.”/