www.bisnistoday.co.id
Minggu , 16 Maret 2025
Home EKONOMI Ekonomi & Bisnis Pembangunan ‘Refinery’ Bakal Jadi Stimulus Pertumbuhan Industri Petrokimia
Ekonomi & Bisnis

Pembangunan ‘Refinery’ Bakal Jadi Stimulus Pertumbuhan Industri Petrokimia

Menperin
MENPERIN, Agus G Kartasasmita./
Social Media

JAKARTA, Bisnistoday – Kementerian Perindustrian mendukung upaya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang akan membangun beberapa kilang minyak dengan total kapasitas hingga 1 juta barel per hari dengan tujuan untuk meningkatkan ketahanan energi dan ketahanan industri, terutama pada sektor industri petrokimia. Apalagi, selama ini industri petrokimia memiliki peranan sangat penting dalam memasok kebutuhan bahan baku ke sejumlah sektor industri lainnya.

“Kami sangat mendukung pembangunan refinery ini guna penguatan hulu di sektor petrokimia dalam rangka menuju substitusi impor, serta dapat berdampak positif pada penguatan nilai tambah dan investasi, hingga penyerapan tenaga kerja,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Kamis (13/3).

Menperin optimistis, pembangunan kilang minyak ini selain untuk mewujudkan visi pemerintah dalam upaya mempercepat program hilirisasi, juga menjadi game changer dalam mendorong pertumbuhan industri petrokimia di Indonesia. “Tentu kami akan berkoordinasi dengan Kementerian ESDM dan Kementerian Investasi terkait adanya penambahan refinery ini. Pembangunan refinery tersebut akan disebar di beberapa wilayah Indonesia,” ungkapnya.

Menperin menjelaskan, pembangunan kilang minyak ini akan mengoptimalkan produksi nafta yang menjadi kebutuhan bahan baku bagi sejumlah sektor industri. “Kami juga mendukung upaya Kejaksaan Agung untuk melakukan pembenahan tata kelola minyak dalam negeri yang akan bisa mengoptimalkan proses seluruh refinery yang ada di Indonesia untuk menghasilkan BBM dan nafta,” tuturnya.

Target Produksi Nafta

Perlu diketahui, nafta merupakan salah satu fraksi minyak bumi yang dapat digunakan sebagai bahan baku bensin atau petrokimia. Fraksi ini dihasilkan terutama melalui proses distilasi minyak mentah di Crude Distillation Unit (CDU). Saat ini, produksi nafta untuk 1 juta ton per tahun memerlukan sekitar 3,03 juta ton per tahun minyak mentah jenis light crude.

“Dalam formulasinya, dari minyak mentah itu akan menghasilkan nafta sebesar 20 persen. Ini juga tergantung dari proses pemanasan atau titik didihnya,” ujar Menperin. Sementara itu, hingga kini Indonesia hanya memiliki enam kilang minyak, dan kesemuanya itu merupakan investasi yang sudah berumur sangat lama.

Adapun dari enam kilang minyak tersebut, baru mampu memproduksi nafta sebesar 7,1 juta ton per tahun. Sedangkan kebutuhan nafta nasional saat ini mencapai 9,2 juta ton per tahun, sehingga masih dibutuhkan importasi sebanyak 2,1 juta ton. Artinya, diperlukan peningkatan kapastias produksi nafta di dalam negeri.

Menperin mengemukakan, nafta adalah “mother of petrochemical”, yang apabila dapat diproduksi di dalam negeri mampu menghemat impor nafta sampai USD9 miliar per tahun. Selain itu, berdampak pada penciptaan lapangan kerja dan peningkatan produksi nasional untuk kemandirian bahan baku farmasi dalam negeri.“Saat ini, terdapat beberapa proyek besar petrokimia yang segera beroperasi dan membutuhkan nafta kurang lebih 8 juta ton per tahun,” imbuhnya./

Arsip

BISNISTODAY – INSPIRE YOUR BUSINESS

PERTAMINA IS THE ENERGY

TAWWAFI TOUR LUNCURKAN PAKET UMROH

SOROTAN BISNISTODAY

Beritasatu Network

Related Articles

EKONOMIEkonomi & Bisnis

Menuju Bisnis 2025: DIGITS Unpad & Veda Praxis Kupas Tuntas GRC di Era Digital!

BANDUNG, Bisnistoday - Di tengah dinamika bisnis yang semakin kompleks dan era...

Ekonomi & Bisnis

GP Ansor Mendorong Pemerintah Segera Bentuk Badan Penerimaan Negara

JAKARTA, Bisnistoday - Ditengah tekanan fiskal yang dihadapi pemerintah akibat pemangkasan anggaran...

harga pangan
Ekonomi & Bisnis

Jaga Stabilitas Pangan, Industri Diminta Jaga Harga Produksi Bahan Pokok Dibawah HET

JAKARTA, Bisnistoday -Kemenperin meminta sektor industri pangan menjaga harga produksi barang kebutuhan...

Ekonomi & Bisnis

Pelaku Pasar Nantikan BI Rate Turun dan Kebijakan Pro Pasar Pemerintah

JAKARTA, Bisnistoday - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyatakan pelaku pasar modal menantikan...