JAKARTA, Bisnistoday – Perdagangan pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat dihentikan sementara, kerena tekanan jual yang ugal-ugalan. Pada awal perdagangan, Selasa (18/3), IHSG dibuka ke posisi 6.394,87 atau langsung turun 1,19% (-77 poin). Selanjutnya, IHSG malah nyungsep 5,02% ke level 6.146 pada pukul 11:19 WIB. Karenanya, otoritas bursa menghentikan perdagangan sementara.
Senior Market Analyst, Mirae Asset Sekuritas M Nafan Aji Gusta Utama, mengatakan bahwa dinamika pasar saham terjadi karena mempertimbangkan kebijakan pemerintah yang kurang pro market. Sejauh ini, kebijakan yang pro pasar ini nihil bahkan relatif cenderung negatif.
“Sentimen negatif sangat kuat. Misalnya saja, adanya pelemahan jumlah kelas menengah di Indonesia. Selama ini kelas menengah menjadi penopang konsumsi untuk pertumbuhan ekonomi. Jadi sekarang penopangnya malah Kelas Atas. Memang, diakui jumlah kelas menengah kian minim,” urai Nafan di Jakarta, Selasa (18/3).
Setelah dibuka kembali, pada pukul 11.49 WIB, hanya saja IHSG malah langsung terjun bebas turun 6% ke 6.084. IHSG selanjutnya ambles ke lebih dalam sebesar 7% lebih ke level 6018,39. IHSG akhirnya sedikit tertolong aksi koleksi sejumlah investor dan ditutup pada posisi 6076,081 atau melemah 6,12% pada akhir perdagangan sesi I. Hingga akhir perdagangan sesi II, IHSG ditutup turun 3,84% ke posisi 6223,39.
Dengan begitu, lanjut Nafan, pertumbuhan ekonomi masih berkutat plus minus 5% dan membelenggu. Sehingga, ini juga membuat pasar kurang kondusif. Belum lagi, data deflasi 0,09% terjadi sepanjang kurun waktu 25 tahun terjadi.“Disisi lain, juga nilai tukar rupiah, mengalami depresiasi, dengan kisaran Rp16.400 per dolar AS. Bisa juga dampak dari Trumpnomic yang menyebabkan capital inflow ke AS cukup kuat, seiring semboyan AS first policy.”
Karena itu, lanjut Nafan, investor sepertinya mencari pasar yang benar-benar kondusif. Bagaimana tidak, sebelumnya pernah ada wacana Bareskim Polri yang mulai memantau kegiatan perdagangan saham. Ditambah lagi, kehadiran Danantara sebagai superholding masih menimbulkan polemik. “Jadi wajar, pelaku pasar cenderung memilih tempat investasi dengan prudent.”
Memang, kata Natan, ada juga peluang investor untuk keluar dari pasar, karena seperti biasanya saat ramadan menjelang lebaran. Dengan begitu, pasar mulai terlihat sepi transaksi.”Seperti biasanya, investor juga mulai trading lagi pasca lebaran.”/