JAKARTA, Bisnistoday – Di Indonesia, pengobatan minimal invasif untuk masalah proktologi, seperti wasir dan fistula ani, semakin populer berkat kemajuan teknologi laser. Teknologi ini memberikan alternatif pengobatan yang lebih nyaman dan efektif bagi pasien. Salah satu pelopor yang memperkenalkan teknologi laser ini adalah Dr. Tony Sukentro, SpB, seorang ahli bedah yang telah membantu ribuan pasien dengan pendekatan modern yang mengutamakan kenyamanan dan kesembuhan cepat.
Wasir (hemoroid) merupakan salah satu penyakit proktologi yang paling umum, namun sering kali dianggap sebagai masalah yang memalukan dan menakutkan untuk diobati, terutama melalui prosedur bedah. Banyak pasien yang menghindari operasi karena khawatir akan rasa sakit yang intens dan kemungkinan komplikasi pascaoperasi. Namun, Dr. Tony menjelaskan bahwa dengan teknologi laser, kekhawatiran ini dapat diatasi dengan efektif.
“Teknologi laser memungkinkan bantalan anus atau anal cushion untuk tetap terjaga. Ini sangat penting untuk fungsi normal anus, dan dengan cara ini, kami dapat mengobati wasir tanpa merusak struktur penting tersebut,” ujar Dr. Tony, dalam keterangannya, Jumat (17/1/2025).
Selain itu, prosedur laser bersifat minim nyeri, yang membuat pasien merasa jauh lebih nyaman dibandingkan dengan pengobatan konvensional yang lebih invasif. Fungsi sensorik dan otot anus juga tetap terjaga, menjadikan pemulihan lebih cepat dan pasien bisa kembali ke aktivitas sehari-hari tanpa rasa sakit yang berkepanjangan.
Fistula ani, kondisi lain yang sering membuat pasien menderita, lebih kompleks dan membutuhkan pengobatan yang lebih teliti. Fistula ani adalah saluran abnormal yang menghubungkan kulit di sekitar anus dengan saluran dalam anus, yang dapat menyebabkan infeksi berulang, nyeri kronis, dan kesulitan dalam penyembuhan. Pengobatan tradisional untuk fistula ani sering melibatkan prosedur besar yang berisiko meninggalkan luka terbuka dan komplikasi jangka panjang.
Namun, dengan teknologi laser seperti FiLaC (Fistula Tract Laser Closure), pengobatan fistula ani kini lebih minimal invasif. “FiLaC adalah prosedur laser yang sangat efektif dengan luka yang sangat kecil. Ini sangat mengurangi risiko komplikasi, dan yang lebih penting lagi, tidak ada risiko inkontinensia karena laser bekerja dengan sangat presisi,” kata Dr. Tony, menjelaskan bahwa teknologi laser sangat akurat dalam menutup saluran abnormal tanpa merusak otot sfingter anus yang penting untuk pengendalian buang air besar.
Keberhasilan penggunaan teknologi laser dalam pengobatan proktologi oleh Dr. Tony mendapat pengakuan internasional. Pada Proctocom 2024 yang diadakan di Dubai, Dr. Tony diundang untuk berbagi pengalaman dan pengetahuannya mengenai penggunaan teknologi laser dalam menangani kasus-kasus proktologi. Forum ini dihadiri oleh ahli proktologi dari seluruh dunia, dan metode yang diterapkan Dr. Tony mendapat banyak apresiasi karena kemampuannya mengurangi komplikasi dan mempercepat pemulihan pasien.
Tak hanya itu, Dr. Tony juga sedang menjalani pelatihan untuk mendapatkan gelar Fellowship of International Society of Coloproctology (FISCP) di India. Gelar ini akan semakin memperkuat kontribusinya dalam bidang proktologi dan membawa ilmu pengetahuan terkini ke Indonesia. “Pelatihan ini sangat penting untuk terus mengembangkan teknik-teknik terbaru dalam pengobatan proktologi. Saya berharap dapat terus memperkenalkan inovasi dan teknologi terkini untuk kemajuan pengobatan di Indonesia,” tambah Dr. Tony.
Masa depan pengobatan proktologi di Indonesia tampak semakin cerah dengan hadirnya teknologi laser. Dr. Tony optimistis bahwa dengan pendekatan minimal invasif ini, lebih banyak pasien akan mendapatkan akses ke pengobatan yang lebih efektif dan aman. “Semoga ke depannya, proktologi di Indonesia tidak hanya semakin maju, tetapi juga semakin ramah pasien. Teknologi seperti laser ini akan membawa proktologi Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi dan diakui secara internasional,” tutup Dr. Tony.