JAKARTA, Bisnistoday — SEEK, perusahaan yang membawahi Jobstreet dan Jobsdb, telah menerbitkan laporan eksklusif terbarunya Hiring, Compensation, and Benefits Report 2024 (SEA Edition) untuk membantu perusahaan dan pencari kerja memahami lebih dalam wawasan lanskap rekrutmen di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina.
Dalam keterangan Jobstreet by SEEK menjelaskan, meskipun tingkat kepercayaan pasar kerja yang cukup seimbang di antara negara-negara Asia Tenggara (52%) untuk paruh pertama tahun 2024, angka ini diproyeksikan akan menurun pada paruh kedua menjadi 37%. Penurunan ini kemungkinan disebabkan oleh tingkat ketidakpastian yang lebih tinggi seputar ekspektasi pasar, yang bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi ekonomi dan peristiwa global.
Namun, Indonesia (44%) dan Filipina (41%) menunjukkan tingkat kepercayaan yang lebih tinggi dari rata-rata di Asia Tenggara, sementara Singapura dan Malaysia menunjukkan tingkat kepercayaan yang lebih rendah dari rata-rata pada 32%. Hal ini mencerminkan tren yang lebih luas dari peningkatan kehati-hatian dan kekhawatiran tentang potensi perlambatan pada paruh kedua 2024.
“Penting bagi perusahaan untuk melakukan evaluasi serta meningkatkan strategi kompensasi dan tunjangan mereka agar pekerja tetap puas dengan pekerjaannya dan mampu menarik pekerja baru yang berkualitas,” dalam keteranganya.
Perusahaan sering mengandalkan berbagai informasi kunci, termasuk “salary benchmarking”, tingkat inflasi, dan parameter lainnya, untuk merumuskan strategi kompensasi dan memberikan kenaikan kepada pekerja. Memahami solusi yang diterapkan oleh perusahaan terkemuka sangat penting bagi perusahaan yang ingin menarik dan mempertahankan pekerja terbaik.
Tingkat Stres Perusahaan Berdampak Kesehatan Mental
Di antara temuan kunci laporan tersebut adalah penilaian tingkat stres perusahaan, dengan perusahaan-perusahaan di Singapura melaporkan tingkat stres rata-rata tertinggi secara keseluruhan. Di Asia Tenggara, penyebab utama stres bagi karyawan adalah beban kerja yang berat (37%), tekanan tinggi dari manajemen (27%) dan kurangnya kesempatan pengembangan karir yang cukup (23%).
Laporan tersebut mengidentifikasi bahwa masih ada pekerjaan yang harus dilakukan oleh perusahaan secara regional untuk menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi bakat dalam hal kesehatan mental secara keseluruhan dan dukungan stres. Sekitar 7 dari 10 (71%) responden menggambarkan tempat kerja mereka sebagai cukup stres. Namun, kurang dari setengah (48%) perusahaan saat ini menawarkan dukungan yang cukup untuk membantu karyawan mengatasi stres, menunjukkan ruang yang signifikan untuk perbaikan.
Secara menggembirakan, sejalan dengan upaya berkelanjutan untuk meningkatkan dukungan kesehatan mental, 46% perusahaan di Asia Tenggara yang disurvei telah memperkenalkan inisiatif baru pada tahun 2023 untuk membantu karyawan mereka mengatasi stres. Lebih banyak perusahaan di Filipina (30%) dan Indonesia (15%) yang memprioritaskan pembicaraan konseling kesehatan mental atau kesejahteraan; sementara Malaysia (17%) dan Singapura (11%) memiliki prioritas yang lebih kuat terhadap kegiatan organisasi karyawan yang membantu meningkatkan keterlibatan karyawan.//