JAKARTA, Bisnistoday – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan kurs rupiah pada perdagangan akhir pekan, Jumat (12/07) kembali menguat.
IHSG ditutup menguat 27,16 poin ke posisi 7.327,58. Sementara indeks LQ45 naik 5,02 poin ke posisi 920,38. Penguatan IHSG mengikuti bursa saham kawasan Asia.
“Bursa regional Asia bergerak cenderung mixed (variatif), sejumlah sentimen mewarnai sikap pelaku pasar akhir pekan ini,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat (12/07).
Dari mancanegara, rilisnya data inflasi Amerika Serikat (AS) pada Juni menunjukkan penurunan dari sebelumnya 0 persen menjadi minus 0,1 persen, dan secara tahunan turun dari sebelumnya 3,3 persen menjadi 3 persen.
Sebelumnya, Presiden The Fed Chicago Austan Goolsbee mengatakan pada Kamis (11/07) bahwa perekonomian AS nampaknya kembali ke jalur menuju inflasi 2 persen, setelah kenaikan pada awal tahun ini.
Selain itu, Presiden The Fed Mary Daly menyebut pihaknya memperkirakan pelonggaran lebih lanjut l, dimana tekanan harga maupun penurunan pasar tenaga kerja akan menjamin pemangkasan suku bunga.
Sementara itu, pasar memantau perkembangan volatilitas mata uang Yen Jepang yang menguat tajam sebesar 2,6 persen pada perdagangan Kamis (11/07), yang merupakan kenaikan harian terbesar sejak akhir tahun 2022.
Pasar menilai melonjaknya Yen karena intervensi pasar uang oleh pemerintah Jepang, namun pasar juga menimbang menguatnya mata uang Yen Jepang belum sejalan dengan fundamentalnya.
Dari China, negara tirai bambu mencatatkan surplus perdagangan sebesar 99,05 miliar dolar AS pada Juni 2024 atau naik daripada bulan sebelumnya yang sebesar 82,62 miliar dolar AS, melampaui ekspektasi pasar yang sebesar 85 miliar dolar AS.
Dari dalam negeri, pemerintah terus berupaya untuk memberikan perpanjangan relaksasi restrukturiasi kredit hingga 2025, akan tetapi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tidak menyetujui.
Namun demikian, pemerintah menyampaikan bahwa mereka sedang meninjau peraturan untuk mensubsidi pinjaman mikro. Hal ini sebagai upaya untuk meringankan UMKM yang dinilai masih membutuhkan relaksasi kredit.
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tujuh sektor menguat yaitu dipimpin sektor properti yang naik 3,19 persen, diikuti sektor infrastruktur dan sektor keuangan yang naik masing- masing sebesar 1,09 persen dan 0,97 persen.
Sedangkan, empat sektor turun yaitu sektor teknologi turun paling dalam minus 0,54 persen, diikuti oleh sektor energi dan sektor berang konsumen non primer yang masing- masing turun minus 0,53 persen dan 0,36 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu BAPA, WIKA, LUCK, BVIC dan IBOS. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni ISEA, IOTF, PSAB, BABP dan TCPI.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.016.262 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 15,62 miliar lembar saham senilai Rp12,04 triliun. Sebanyak 329 saham naik, 230 saham menurun, dan 239 tidak bergerak nilainya.
Baca juga: Akhir Pekan IHSG Menguat, Kurs Rupiah Melemah
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 1.033,30 poin atau 2,45 persen ke 41.190,69, indeks Hang Seng menguat 461,05 poin atau 2,59 persen ke 18.293,38, indeks Shanghai menguat 0,90 poin atau 0,03 persen ke 2.971,29, dan indeks Strait Times menguat 22,71 poin atau 0,65 persen ke 3.497,78.
Rupiah Tetap Menguat
Di pasar uang, kurs rupiah tetap menguat tengah menurunnya imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS). Pada perdagangan akhir pekan, Jumat (12/07), rupiah menguat 58 poin menjadi Rp16.137 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.195 per dolar AS.
“Imbal obligasi AS turun dari di atas 4,3 persen sekarang di 4,226 persen ,” kata analis mata uang Lukman Leong seperti dikutif Antara.
Lukman menjelaskan, rupiah menguat terhadap dolar AS yang kembali melemah setelah data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan. Inflasi AS pada Juni -0,1 persen, lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan 0,1 persen, sedangkan secara tahunan year on year (yoy) turun ke 3 persen dari sebelumnya 3,3 persen dan perkiraan 3,1 persen.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat meningkat ke level Rp16.154 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.200 per dolar AS./