JAKARTA, Bisnistoday- Industri kecil menengah (IKM) kerajinan dan batik merupakan sektor yang cukup tangguh di masa-masa krisis. Hal ini dibuktikan pada krisis ekonomi tahun 1998 maupun saat pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini. IKM kerajinan dan batik berupaya mempertahankan bisnisnya dengan keuletan dan strategi usaha yang inovatif.
Salah satu upaya pelaku IKM kerajinan dan batik untuk bertahan saat ini misalnya memproduksi alat pelindung diri (APD) sederhana seperti masker kain dan APD lainnya. Untuk mendukung upaya tersebut, Kementerian Perindustrian melalui Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) di Yogyakarta berusaha terus mendorong pengembangan pelaku industri kerajinan dan batik.
Kegiatan yang dilakukan antara lain melalui penyelenggaraan kelas umum melalui Zoom (Kulzoom) dan Kelas Umum melalui WhatsApp (Kulwapp). Salah satu materinya adalah menyebarluaskan teknik pembuatan masker kain kepada masyarakat. Selanjutnya, BBKB juga kembali menggelar program Innovating Jogja yang sebelumnya berhasil melahirkan IKM startup inovatif dari wilayah tersebut.
“Untuk memacu lahirnya industri baru di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya, Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) bersama BBKB selaku unit pelayanan teknis di bawah kami, kembali melaksanakan kegiatan Innovating Jogja,” kata Kepala BPPI Kemenperin, Doddy Rahadi di Jakarta, Selasa (4/8).
Innovating Jogja merupakan Inkubator Bisnis Teknologi BBKB yang telah digulirkan sejak tahun 2016. Ini merupakan ajang pencarian startup berbasis inovasi di bidang kerajinan dan batik yang dilaksanakan melalui sistem kompetisi ide inovasi bisnis. “Yogyakarta merupakan salah satu wilayah yang memilki ekosistem industri kerajinan dan batik yang cukup kuat,” ujar Doddy.
Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan pada tahun 2019, jumlah IKM batik di wilayah Yogyakarta sebanyak 1.195 unit usaha dengan menyerap tenaga kerja hingga 5.771 orang. Nilai produksi dari sektor IKM batik di Yogyakarta mencapai lebih dari Rp300 miliar.
Menurut Kepala BPPI, pihaknya melalui Balai-Balai Besar dan Baristand Industri yang tersebar di seluruh Indonesia terus mendorong lahirnya hasil-hasil litbang yang dapat diterapkan secara langsung oleh masyarakat dan pelaku industri. Misalnya, melalui kegiatan Inkubasi Innovating Jogja, para peserta dapat memanfaatkan fasilitas litbang dan layanan jasa yang dimiliki oleh BBKB serta pendampingan teknis dan manajemen usaha yang diberikan oleh para mentor.
Seleksi Peserta
Kepala BBKB Titik Purwati Widowati menyampaikan, kegiatan Innovating Jogja 2020 sudah dimulai sejak bulan Februari lalu dan sampai saat ini telah terpilih 30 peserta yang lolos seleksi untuk mengikuti tahap bootcamp. “Kegiatan bootcamp merupakan workshop penajaman ide bisnis kerajinan dan batik yang akan dituangkan ke dalam rencana bisnis dan rencana aksi peserta,” jelasnya.
Peserta bootcamp tidak hanya berasal dari sekitar Yogyakarta, namun juga ada yang berasal dari Bogor, Semarang, Surabaya dan Nusa Tenggara Barat. Pada akhir kegiatan bootcamp, akan dipilih peserta dengan ide dan rencana bisnis terbaik. Peserta tersebut akan menjadi tenant inkubator bisnis Innovating Jogja di BBKB. Tahun 2020 ini seluruh kegiatan Innovating Jogja dilaksanakan secara online.