JAKARTA, Bisnistoday- Kementerian Sosial (Kemensos) membangun enam posko dapur umum (dumlap) bagi korban gempa. Enam dapur umum tersebut dua berasal dari Provinsi Sulawesi Barat, sedangkan satu dari Provinsi Sulawesi Selatan dan tiga dari Provinsi Sulawesi Tengah.
Fasilitas tersebut untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi para penyintas gempa di Kabupaten Majene dan Mamuju.
“Seluruh masakan kita sebarkan ke lokasi pengungsi atau bagi yang lokasi pengungsianya dekat bisa langsung mengambil,” kata Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kemensos, M Safii Nasution, di Sulbar, Minggu (17/1).
Ia menambahkan, satu mobil dapur umum lapangan dapat memasak 2000 masak makanan. “Sehari kita salurkan 2 kali. Jadi total nya mencapai 24.000,” ungkap Safii.
Rencananya, kata dia, posko dapur umum difokuskan di satu titik, yakni Kantor Gubernur. Hal ini demi distribusi dan komunikasi berada dalam satu komando. Selanjutnya makanan akan didistribusikan ke 97 posko pengungsian yang terdaftar di Dinas Sosial, Sulbar.
“Untuk memudahkan pengontrolan Gubernur minta semua dapur umum dalam satu titik yaitu di kantornya,” tambah Safii.
Safii menyebut situasi di Sulawesi Barat belum sepenuhnya kondusif. Namun, pemerintah berupaya semaksimal mungkin memenuhi kebutuhan dasar seluruh korban.
Kumpulkan Pengungsi
Tersebarnya titik pengungsian di Kabupaten Mamuju dan Majene menyulitkan distribusi makanan dan bantuan lainnya. Untuk itu, bagi pengungsi yang berada di Kabupaten Mamuju, Kemensos bersama Pemprov Sulbar mengambil kebijakan mengumpulkan mereka dalam satu lokasi yaitu di stadion Manakarra, Mamuju.
Untuk menghindari penyebaran Covid 19, Safii mengaku telah mengirimkan tenda pengungsi covid 19 yaitu tenda yang menggunakan pembatas dan adanya ventilasi disetiap ruangnya. “Kita siapkan 10 tenda untuk sementara dan bisa nambah tergantung jumlah pengungsi,” tegasnya.
Selain itu, Kemensos juga menyediakan genset untuk memenuhi kebutuhan listrik bagi pengungsi. “Kita juga pastikan semua kebutuhan listrik terpenuhi. Masyarakat bisa ngecarge HPnya agar mereka bisa berkomunikasi dengan keluarganya,” lanjut Safii.
Sementara itu Kepala Dinas Sosial Sulawesi Tengah, Mumu Suherlan mengaku membawa tiga mobil dapur umum lapangan (Dunlap) yaitu dari mobil dunlap propinsi, Kabupaten Donggala dan Sigi untuk membantu penyediaan makanan korban gempa di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.
“Kita berangkat hari Jumat pagi jam enam setelah mendapat arahan dari Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Pepen Nazaeuddin, dengan menempuh perjalanan 12 jam dari kota Palu,” jelas Mumu.
Selain mengerahkan Dulap, dikatakan Mumu dinsos Sulteng juga mengerahkan pilar sosial seperti Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) dan Tagana guna memasak makanan siap saji bagi pengungsi dan relawan yang membantu evakuasi korban gempa.
“Kita bawa 9 TKSK dan 40 Tagana dari Sulteng. Semua kita kerahkan untuk bantu penyediaan makanan di tiga titik Dunlap,” tambah Mumu.
Sementara Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati mengatakan korban jiwa akibat gempa Magnitudo 6,2 di Sulawesi Barat bertambah menjadi 56 orang.
Selain itu, terdapat 637 korban luka di Kabupaten Mejene dengan perincian 12 orang luka berat, 200 orang luka sedang, dan 425 orang luka ringan. Di Kabupaten Memuju, 189 orang mengalami luka berat dan menjalani rawat inap./