SAMPANG, Bisnistoday – Kondisi tanah yang kurang subur atau tandus tidak menyurutkan niat warga Desa Bandang Jaya, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Sampang, Jawa Timur untuk melakukan budidaya pertanian. Tekad keras warga, didukung proggam PPM (Program Pemberdayaan Masyarakat) SKK MIgas-PHE WMO menghantarkan impian warga untuk mengubah lahan tandus menjadi lahan produktif pertanian.
Kelompok Tani Bumi Sentosa Sejahtera di Desa Bandang Jaya, telah membuktikanya dengan berhasil mengubah lahan tandus seluas 1 hektar menjadi lahan pertanian dan perkebunan produktif melalui budidaya tanaman pangan dan buah-buahan organik.
Ketua Kelompok Tani Bumi Santosa Sejahtera, Ahmad Marnawi mengakui program PPM SKK Migas-PHE WMO sangat membantu masyarakat desa untuk meningkatkan ekonomi warga di Desa Bandang Jaya.
“Kepala Desa Bandang Jaya dan warga sangat mendukung penuh inisiatif ini. Saat ini sudah terdapat 25 lokasi lahan replikasi milik warga untuk dijadikan lahan produktif atau seluas 5 hektar, “ kata Marnawi (29), saat ditemui di kebun percontohannya di Sampang, Kamis (19/6).
Lebih lanjut Marnawi mengatakan, saat ini terdapat sekitar 9 Varietas Jenis sayur dan buah-buahan yang ditanam pada lahan 1 hektar lahan milik kelompok tani Bumi Sentosa Sejahtera, yaitu melon, semangka, cabai, tomat, timun, terong, blewah, kacang tanah dan kacang panjang.
Menurutnya, dari lahan yang digarap ditanami 9 (Sembilan) varietas organik buah-buahan dan sayur. Kelompok Tani Bandang Jaya ini dapat merasakan hasil panen setiap 3 (tiga) bulan sekali, dengan penghasilan sekitar Rp50-Rp60 juta yang mereka jual ke pasar sekitar Kecamatan Tanjung Bumi. Kelompok tani ini, sendiri beranggotakan 28 pemuda penggerak desa.
Kelompok ini tidak hanya membuktikan kemampuan bertani di lahan marginal, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi lokal. Cerita keberhasilan PPM tersebut berawal ketika SKK Migas – PHE WMO mengajak pemuda-pemuda desa dan masyarakat sekitar untuk bekerja keras membangun kelompok tani untuk membudidayakan pertanian dan perkebunan di lahan milik warga.
Diketahui, KKKS PHE WMO yang memiliki wilayah oeperasi migas di Pulau Madura mengajak warga untuk membuat Program berupa Eco Edufarming atau Kegiatan pendidikan yang mengajarkan praktik pertanian yang berkelanjutan, ramah lingkungan sebagai media pembelajaran bagi warga Bandang Jaya.
Program ini mendapat antusias dari warga desa, dengan membuka lahan tidak produktif milik warga seluas 1 hektar dengan mengaplikasikan Pertanian regeneratif berbasis teknologi tepat guna sebagai upaya rehabilitasi lahan kering dengan mendirikan Kelonpok Tani Bumi Santosa Sejahtera, pada tahun 2020.
Sinergi SKK Migas PHE WMO dan Warga
Nurudin Pendamping Kelompok Tani mengatakan, pertanian dan perkebunan digarap dengan konsep organik, kemudian berkembang dan berhasil menginpirasi warga lainnya untuk mengikuti jejak yang sama dengan membuka lahan pertanian dan perkebunan organik. Kesulitan air warga, dibantu PHE WMO dengan membuat sumur bor, pemanfaatan air hujan dan penangkapan embun.
Menurutnya, program PPM ini tidak hanya membawa manfaat ekonomi bagi warga, tetapi juga membuka peluang pengembangan kawasan pertanian terpadu di Kecamatan Tanjung Bumi Sampang. Keberhasilan ini menjadi contoh nyata bahwa dengan kolaborasi dan semangat inovasi, lahan kering pun bisa menjadi sumber kehidupan, meski awalnya lahan disni dikatakan lahan yang tandus dan tidak produktif.
Sedangkan, warga desa berharap pertanian dan perkebunan organik ini akan terus berkembang dengan peningkatan jumlah hasil panen dan berkolaborasi denga peternakan warga, dengan pemanfaatkan pupuk dari hewan peliharaan warga untuk dibuat pupuk. Ini adalah bukti nyata, bahwa Industri Hulu Migas memberikan kontribusi positif bagi masyarakat di wilayah kerja migas, khususnya di Bandang Jaya./